Bagikan:

JAKARTA - Pameran Hannover Messe 2023 memberikan peluang besar untuk mewujudkan visi Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi sejumlah pelaku industri untuk ikut berpartisipasi pada pameran terbesar di dunia tersebut.

Upaya itu selain untuk memperkenalkan keunggulan teknologi, juga membuka peluang kerja sama antara perusahaan Indonesia dan Jerman

"Keikutsertaan Indonesia sebagai Official Partner Country Hannover Messe 2023 diharapkan dapat memperluas dan membuka peluang kemitraan baru bagi para co-exhibitors yang berpartisipasi," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangan tertulisnya, Jumat, 21 April.

Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) sebagai salah satu co-exhibitors pada Hannover Messe 2023 berhasil menarik minat salah satu perusahaan teknologi asal Singapura dan Jerman, MARS-ENVOTEC, untuk melangsungkan kerja sama.

Dalam business meeting, pada Senin, 17 April lalu, MARS-ENVOTEC sepakat untuk mendukung industri ekonomi sirkular dengan mengembangkan teknologi, serta pengetahuan terkait proses daur ulang.

MARS-ENVOTEC menawarkan solusi inovatif dan holistik untuk penerapan teknologi transformasi limbah yang canggih secara luas. Berbagai bahan limbah dapat diubah kembali menjadi energi yang bersih dan terbarukan.

CEO MARS-ENVOTEC Sven Ische mengatakan, perusahaan berencana menerapkan solusi pengelolaan limbah dari hulu ke hilir untuk membuat bahan bakar sintetis dan produk energi hijau lainnya dari sampah kota, plastik, dan organik di Indonesia.

"Selain itu, dengan terjalinnya kerja sama dengan GAPMMI tersebut, Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia yang berkesempatan menggunakan peralatan daur ulang dan energi hijau MARS-ENVOTEC," ujarnya.

MARS-ENVOTEC juga akan bergabung dengan PIDI 4.0 (Pusat Industri Digital 4.0) Kemenperin sebagai tenaga ahli energi terbarukan dan pengelolaan limbah.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin Eko S.A. Cahyanto menyebut, pihaknya akan terus mendukung pengembangan teknologi industri dan pendukungnya.

"Terlebih, penyelenggaraan kerja sama industri daur ulang tersebut dapat menjadi langkah awal Indonesia untuk memenuhi kebutuhan circular economy dan net zero carbon," tandasnya.

Diketahui, saat ini, solusi pemilahan sampah dan makanan untuk industri makanan dan minuman, serta industri lainnya telah menunjukkan tren perkembangan pesat secara global.

Keikutsertaan para pelaku usaha di sektor teknologi berkelanjutan dalam Hannover Messe 2023 diharapkan dapat mendorong terobosan berupa transformasi digital dan climate-neutral.