Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengkonfirmasi bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan sebesar 0,24 persen menjadi 110,58 di April 2023.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa level tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan Maret 2023 yang sebesar 110,85.

“Penurunan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani itu turun sebesar 0,12 persen. sementara indeks harga yang harus dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta pada Selasa, 2 Mei.

Menurut Margo, terdapat lima komoditas utama penyumbang anjloknya indeks harga yang diterima petani adalah penurunan harga kelapa sawit, cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah.

“Sedangkan kalau dilihat dari subsektor, peningkatan NTP itu tertinggi pada sektor perikanan, terutama nelayan. NTP perikanan naik sebesar 0,79 persen karena harga tongkol/cakalang, cumi, dan kepiting laut,” tutur dia.

Sebagai informasi, NTP merupakan indikator penting dalam menilai tingkat kesejahteraan petani. Jika level NTP semakin tinggi dari 100, maka terjadi surplus dan tingkat kesejahteraan petani baik. Begitupun sebaliknya.

Untuk diketahui, pemerintah dalam Undang-Undang APBN 2023 menetapkan target NTP sebesar 105-107. Adapun, untuk NPT di pembahasan RAPBN 2023 adalah sebesar 105-108.