Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Selasa, 2 Mei akan melaporkan perkembangan terbaru laju inflasi pascaperiode Ramadan serta Idulfitri 2023. Hal itu terungkap dari informasi yang dibagikan dalam laman resmi.

“Rilis statistik potret inflasi Ramadan serta Lebaran tahun 2023,” demikian yang diungkap Badan Pusat Statistik.

Selain itu, bakal disampaikan pula soal indeks harga perdagangan konsumen April 2023, indeks harga perdagangan besar, nilai tukar petani, harga gabah produsen, hingga perkembangan pariwisata dan transportasi.

Lantas, bagaimana dengan perkembangan inflasi terakhir sebelum Ramadan lalu? Redaksi mencatat, harga bahan kebutuhan masyarakat pada tahun ini tidak bergejolak signifikan bahkan cenderung menurun.

Indikasi itu terlihat dari inflasi umum (indeks harga konsumen/IHK) yang turun dari 5,47 persen year on year (yoy) di Februari menjadi 4,97 persen saat Maret. Penurunan inflasi terjadi di semua kelompok, yaitu inti, volatile food, dan administered prices.

Inflasi inti Maret 2023 terus melambat dari 3,09 persen yoy menjadi 2,94 persen dipengaruhi ekspektasi inflasi dan tekanan imported inflation yang menurun. Hal ini juga disokong oleh pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan barang dan jasa.

Sementara itu, inflasi volatile food turun dari 7,62 persen yoy pada Februari 2023 menjadi 5,83 persen. Adapun, kelompok administered prices mengalami inflasi sebesar 11,5 persen, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 12,2 persen.

Sebagai informasi, target inflasi IHK maupun inflasi inti untuk periode 2023 adalah sebesar 3 persen plus minus 1 persen.