JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada momentum Lebaran kali ini angka inflasi cenderung terjaga dan bahkan lebih rendah dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Kepala BPS Margo Yuwono menerangkan jika inflasi umum (indeks harga konsumen/IHK) April 2023 adalah sebesar 4,33 persen year on year (yoy). Level tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan Maret 2023 sebesar 4,97 persen dan Februari 2023 sebesar 5,47 persen.
“Inflasi pada Ramadan serta Lebaran 2023 relatif lebih rendah dibandingkan dengan Lebaran 2022,” ujarnya kepada awak media di Jakarta pada Selasa, 2 Mei.
Menurut Margo, setidaknya ada dua alasan penting mengapa laju inflasi bisa melandai saat periode puncak hari besar keagamaan. Pertama, pasokan komoditas hortikultura yang tetap terjaga.
“Ini ditopang oleh aktivitas panen sepanjang Maret-April 2023. Selain itu, ada deflasi cabai merah dan cabai rawit yang meredam tingkat inflasi umum,” tuturnya.
BACA JUGA:
Kedua, andil inflasi beberapa komoditas pangan yang relatif lebih rendah dibandingkan momentum lebaran pada tahun-tahun sebelumnya.
“Inflasi April 2023 secara bulanan paling banyak disumbang oleh tarif angkutan udara, tarif angkutan antarkota, emas perhiasan. Baru kemudian komoditas daging ayam ras, beras, dan rokok kretek filter,” tegas dia.
Margo menyampaikan jika inflasi IHK yang landai diikuti pula oleh inflasi inti yang turun menjadi 2,83 persen yoy dari 2,94 persen di Maret 2023.
Lalu, inflasi harga bergejolak utamanya untuk bahan pangan (volatile food) turun dari 5,83 persen menjadi 3,74 persen di April 2023.