JAKARTA – Lonjakan harga barang selama Ramadan serta Idulfitri tahun ini tergolong tidak menimbulkan dampak signifikan bagi masyarakat.
Dalam pantauan di pasar tradisional Bekasi kurang dari sepekan sebelum Lebaran, kenaikan harga cabai merah keriting cukup moderat berkisar Rp5.000-Rp10.000/Kg. Sementara daging sapi bergerak sekitar Rp20.000/Kg.
Sebelumnya, gejolak harga dua komoditas ini selalu menjadi momok selama Ramadan. Hal itu tentu saja berpengaruh terhadap pergerakan inflasi yang kian melambung.
Usut punya usut,di periode 2023 pemerintah semakin menggencarkan pengendalian inflasi dengan menggandeng Bank Indonesia (BI) bersama pemda melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Redaksi mencatat, pada Maret lalu inflasi umum (Indeks Harga Konsumen/IHK) secara bulanan sebesar 0,18 persen month to month (mtm) lebih rendah dari pola historisnya di periode awal Ramadan.
Torehan itu membuat inflasi secara tahunan turun dari 5,47 persen year on year (yoy) di Februari menjadi 4,97 persen saat Maret.
Penurunan inflasi terjadi di semua kelompok, yaitu inti, volatile food, dan administered prices. Inflasi inti Maret 2023 terus melambat dari 3,09 persen yoy menjadi 2,94 persen dipengaruhi ekspektasi inflasi dan tekanan imported inflation yang menurun.
Hal ini juga disokong oleh pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan barang dan jasa.
Sementara itu, inflasi volatile food turun dari 7,62 persen yoy pada Februari 2023 menjadi 5,83 persen.
BACA JUGA:
Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal April sempat melaporkan bahwa kenaikan harga yang dominan tidak terjadi pada komoditas pangan tetapi lebih kepada peningkatan tarif angkutan udara.
Lebih lanjut, upaya mengendalikan inflasi tidak cuma lewat GNPIP. Pemerintah juga menggulirkan program bantuan sosial (bansos) sembako, seperti beras, telur, serta ayam di Maret lalu. Upaya ini dimaksudkan untuk menjaga daya beli masyarakat selama Ramadan sekaligus langkahmitigasi kenaikan harga bahan pokok.
Untuk diketahui, target inflasi inti 2023 adalah sebesar 3 persen plus minus 1 persen. Level tersebut kini sudah bisa diraih seperti yang dijelaskan sebelumnya. Adapun inflasi umum/IHK, diharapkan bisa segera tercapai ke target 3 persen plus minus 1 persen pada semester II 2023.
Malahan, BI mempertajam target inflasi IHK dari sebelumnya diperkirakan September 2023 menjadi Agustus 2023. Sebagai informasi, Bank Indonesia menjadi institusi yang sangat berkepentingan dengan pergerakan inflasi lantaran terkait jumlah uang beredar (stabilitas rupiah) dan penetapan suku bunga acuan (BI rate).