Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan jasa sewa kapal untuk angkutan dan distribusi LNG, PT GTS Internasional Tbk (GTSI) menorehkan pertumbuhan kinerja pada kuartal I 2023 dengan membukukan laba bersih 2,15 juta dolar AS atau sekitar Rp31,74 miliar.

Laba bersih GTSI ini melonjak 69,88 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2022 sebesar 1,26 juta dolar AS. Meski laba naik, pendapatan perseroan turun tipis 0,79 persen yoy menjadi 10,36 juta dolar AS pada kuartal I 2023 dibanding tahun sebelumnya 10,44 juta dolar AS.

Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan perseroan ditopang oleh jasa sewa kapal sebesar 10,25 juta dolar AS, dan jasa manajemen awak dan kapal sebesar 162,928 dolar AS. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi 50.000 dolar AS.

Beban pokok pendapatan perseroan meningkat 3,34 persen yoy menjadi 6,45 juta dolar AS, dibanding tahun sebelumnya 6,24 juta dolar AS. Alhasil, laba bruto perseroan turun 6,95 persen menjadi 3,9 juta dolar AS.

Meski begitu, Direktur GTSI Dandun Widodo mengatakan profitabilitas perseroan sepanjang tahun 2023 ini akan mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

"Tahun ini kinerja akan sedikit menurun dibandingkan tahun lalu, karena dua bulan kapal kami akan nganggur atau rugi sekitar 3 juta dolar AS. Jadi secara revenue maupun profit kami akan sedikit turun dibandingkan tahun lalu," kata Dandun kepada wartawan, Jumat 12 Mei.

Namun demikian,perseroan berupaya agar pendapatan dan laba pada 2023 tidak terlalu turun signifikan karena akan ada docking dua kapal yakni kapal Eka Putra dan Tri Putra. Dandun mengatakan, pihaknya membidik target laba tahun berjalan sebesar 4 juta dolar AS, sedangkan laba tahun berjalan pada 2022 sebesar 5,12 juta dolar AS.

"Target kami maksimal tahun ini akan membukukan bottom line atau laba bersih sekitar 4 juta dolar AS," ujarnya.

see_also]

- https://voi.id/ekonomi/275432/sayonara-inflasi-harga-barang-adem-ayem-selama-ramadan-2023

- https://voi.id/ekonomi/275621/jumlah-uang-beredar-susut-di-awal-ramadan-jadi-rp8-293-triliun-ada-apa-bi

- https://voi.id/ekonomi/275711/bank-indonesia-pertumbuhan-ekonomi-tetap-kuat-ditopang-permintaan-domestik

[/see_also]

Adapun, sejak 2021, pasar gas alam cair global telah mengetat dan konsumsi gas global diperkirakan akan menurun sebesar 0,8 persen di tahun 2022 sebagai dampak dari kontraksi sebesar 10 persen di Eropa dan tidak adanya perubahan dalam permintaan di daerah Asia Pasifik.

Perseroan memprediksi konsumsi gas secara global hanya akan bertumbuh sebesar 0,4 persen di tahun 2023, tetapi prospek ini juga akan terpengaruh oleh berbagai ketidakpastian global seperti perang Rusia dan Ukraina yang masih berkecamuk.

"Meski demikian, industri gas alam cair di Indonesia di tahun 2023 diperkirakan masih akan lebih stabil dan tidak terlalu terpengaruh dengan pasokan dari Rusia. Gas bumi saat ini juga telah menjadi andalan proses transisi dari energi kotor ke energi bersih sehingga produk gas alam cair atau LNG di Indonesia juga diperkirakan akan terus meningkat," katanya.