Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) tercatat terus mendorong optimalisasi jaringan dalam upaya peningkatan bisnis internasional di periode 2023. Terbaru, bank yang dikendalikan pemerintah ini menetapkan sejumlah rencana dan target pada segmen bisnis mancanegara.

Direktur Wholesale and International Banking BNI Silvano Rumantir mengatakan peluang untuk mengoptimalkan serta meningkatkan kinerja jaringan kantor cabang luar negeri (KCLN) masih terbuka lebar.

Menurut dia, perseroan berencana mengejar sejumlah target yang utamanya dimulai dari akuisisi grup usaha debitur segmen top tier dengan total pipeline mencapai 825 juta dolar AS.

“Tentu optimistis dengan target yang kami tetapkan untuk mengoptimalkan segmen internasional banking,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa, 2 Mei.

Silvano menjelaskan pihaknya akan mengakuisisi debitur, baik dari sisi supplier maupun dari sisi buyer, perusahaan top tier BNI. Untuk segmen ini, emiten berkode saham BBNI itu membidik pipeline penyaluran sekitar 19 juta dolar AS.

BBNI mengklaim memiliki program untuk mengakuisisi segmen non-Indonesia related, khususnya untuk kebutuhan pembiayaan trade facility, term loan, dan investment. Silvano menyebut perseroan bakal fokus pada perusahaan Top 10 Industry dan listed company yang memiliki investment grade dan revenue stabil pada segmen ini.

“Segmen ini kami targetkan dapat melakukan disbursement sekitar 128,9 juta dolar AS,” tuturnya.

Tidak hanya itu, lanjut Silvano, BNI juga memiliki target untuk berpartisipasi dalam kredit sindikasi top tier nasabah dengan total pipeline 826,2 juta dolar AS.

Perseroan juga melakukan pembiayaan dengan skema supply chain financing, dengan memberikan pembiayaan pada supplier debitur Top Tier dengan porsi pembiayaan hingga 30 juta dolar AS.

“Pada segmen UMKM diaspora dan Indonesia Related Business, serta MoF, Kami menargetkan dapat mendorong pembiayaan hingga 362,9 juta dolar AS. Kami juga membuka peluang kerja sama dengan bisnis korporasi dan komersial kantor pusat yang dibukukan di kantor cabang luar negeri atau offshore loan,” tutup Silvano.