JAKARTA – Sebagai wujud komitmen untuk memperkuat konektivitas sistem pembayaran lintas batas, Bank Indonesia (BI) menjalin kerja sama dengan Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) untuk bersama-sama melakukan eksplorasi potensi konektivitas pembayaran berbasis fast payment di kawasan.
Kelima bank sentral negara ASEAN tersebut menggandeng Bank for International Settlements (BIS) dalam menjajaki potensi konektivitas pembayaran berbasis fast payment di kawasan melalui pelaksanaan Proyek Nexus.
Tercatat, sinergi ini sekaligus menjadi kelanjutan dari Nota Kesepahaman (NK) Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan yang ditandatangani oleh kelima bank sentral pada 14 November 2022 silam di sela-sela KTT G20 Bali.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa Proyek Nexus ini akan menjadi langkah strategis sekaligus upaya bersama untuk menjalin konektivitas sistem pembayaran yang lebih luas.
“BI terus berkomitmen untuk mewujudkan konektivitas sistem pembayaran yang lebih cepat, murah, mudah, transparan dan inklusif,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, 12 April.
Menurut Perry, BI bersama dengan bank sentral negara kawasan telah menyepakati kerja sama pembayaran berbasis QR Code lintas negara (cross-border QR payment linkage).
Tercatat, pada 29 Agustus 2022 BI bersama BOT telah menyepakati implementasi kerja sama pembayaran berbasis QR Code lintas negara.
BACA JUGA:
Di saat bersamaan juga disepakati inisiasi kerja sama serupa antara Indonesia dan Singapura. Sementara dengan BNM telah diluncurkannya uji coba interkoneksi pembayaran antarnegara menggunakan QR Code antara Indonesia dan Malaysia pada 27 Januari 2022.
“Diharapkan, dengan adanya pendalaman melalui Proyek Nexus pada tahap ini, konektivitas sistem pembayaran lintas batas berbasis fast payment sebagai infrastruktur sistem pembayaran untuk memfasilitasi pembayaran ritel yang dapat diakses setiap saat dapat diwujudkan guna mendorong terwujudnya transaksi lintas batas yang lebih murah, mudah, aman, inklusif, dan transparan,”tuturnya.
Perry menambahkan, berbagai manfaat lain adalah akses sistem pembayaran lintas batas yang mampu menjangkau UMKM, memfasilitasi remitansi, termasuk untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI), serta memudahkan transaksi bagi para wisatawan.
Sebagai informasi, Proyek Nexus pada tahap awal merupakan sebuah kajian yang dilakukan oleh BIS dalam mewujudkan skema multilateral untuk menghubungkan sistem pembayaran berbasis fast payment di berbagai negara (Proyek Nexus Tahap I).
Selanjutnya, BIS bersama BNM, MAS, dan Banca d'Italia melakukan kajian dan uji coba teknis konektivitas pembayaran berbasis fast payment (Proyek Nexus Tahap II).
Saat ini, BI bersama BIS, BNM, BSP, MAS, dan BOT akan melakukan kajian dan pendalaman terkait potensi konektivitas pembayaran berbasis fast payment yang akan meliputi skema organisasi dan tata kelola, model bisnis dan adopsi komersial, serta teknologi dan operasional (Proyek Nexus Tahap III). Tahap III sendiri direncanakan akan dilaksanakan mulai April 2023 hingga Maret 2024.