Bagikan:

JAKARTA - Komisi VII DPR RI mengusir Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sekaligus Dirut Pertamina Hulu Mahakam, Chalid Said Salim dari Rapat Dengar Pendapat Komisi VII dengan PT Pertamina HUlu Energi, Senin, 10 April.

Kejadian bermula dari interupsi yang dilayangkan anggota Komisi VII Nasril Bahar sebelum Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro menyampaikan pemaparannya.

"Kami minta klarifikasi terhadap peristiwa bulan lalu saat Komisi VII melakukan kunjungan spesifik ke Kalimantan Timur. Waktu itu ada Pak Wiko tapi Dirut PHM tidak hadir sama sekali di kunjungan tersebut," ujar Nasril dalam Rapat Dengar Pendapat, Senin 10 April.

Nasrim menceritakan kronologi anggota Komisi VII peserta kunjungan yang landing pada pukul 10.00 pagi dan menunggu kehadiran Dirut PHM hingga pukul 20.00 yang absen tanpa pemberitahuan.

"Saya pikir ini sebuah pelecehan kontraparlemen. Apapun namanya tidak ada penghargan Komisi VII di hadapan PHM waktu itu," lanjut dia.

Pernyataan ini langsung dijawab oleh Chalid yang juga turut hadir dalam RDP tersebut. Chalid juga menyampaikan permintaan maaf dan menjelaskan alasan ketidakhadirannya pada saat kujungan spesifik oleh Komisi VII pada waktu itu.

"Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada komisi VII pada saat kunjungan kerja ke Balikpapan," ujar CHalid.

Ia menjelaskan alasan ketidakhadirannya karena pada saat itu dirinya harus menghadiri rapat dengan Komisaris PHM dan utusan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait rencana jangka panjang perusahaan.

Menanggapi permintaan maaf dari Chalid, Anggota DPR RI Komis VII dari fraksi Partai Demokrat Muhammad Nasir kemudian mengusir Dirut PHI tersebut dari ruangan.

"Bapak keluar aja dari ruangan ini! Kita juga enggak mau nengok muka anda di sini! Ngapain? Ndak usah jadi dirut orang seperti ini. Ngapain jadi dirut? Tidak bertanggungjawab ini. Pertanggungjawabanmu untuk negara dan kami mengawasi regulasi pengawasan negara," cecar Nasir.

Nasir juga membandingkan Chalid denga Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tetap memenuhi panggilan DPR di tengah kesibukannya sebagai kepala negara.

"Saya minta izin pimpinan keluarkan saja manusia seperti ini. Enggak perlu ada di ruangan ini dan engga usah lagi jadi Dirut. Pusing anggota kalo gini Dirutnya. Saya izin kita engga usah rapat kalo engga keluar dari sini," pungkas Nasir.