JAKARTA - Pengelola Pizza Hut di Indonesia, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp23,45 miliar hingga akhir tahun 2022. Kinerja ini berbalik dari perolehan laba Rp49,98 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Dalam laporan keuangan PZZA, dikutip Senin 10 April, penjualan pengelola gerai Pizza Hut ini tercatat naik 5,66 perseb menjadi Rp3,61 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp3,41 triliun. Penjualan makanan tercatat sebesar Rp3,38 triliun dan minuman mencatatkan penjualan sebesar Rp231,28 miliar, perseroan juga mencatatkan potongan penjualan sebesar Rp8,62 miliar.
Sementara itu, berdasarkan wilayahnya, penjualan di Jakarta mendominasi dengan kontribusi sebesar Rp1,43 triliun, wilayah Jawa Bali sebesar Rp1 triliun, dan Sumatera sebesar Rp529,99 miliar.
Selanjutnya, penjualan di wilayah Sulawesi tercatat sebesar Rp294,24 miliar, Kalimantan sebesar Rp258,10 miliar, serta penjualan di wilayah Timur tercatat sebesar Rp90,57 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, beban pokok penjualan perseroan tercatat sebesar Rp1,18 triliun, naik dari sebelumnya Rp1,16 triliun, dan beban operasi lainnya tercatat sebesar Rp18,63 miliar, naik dari sebelumnya sebesar Rp16,70 miliar.
Selain itu, sejumlah beban lainnya juga tercatat naik yakni, beban penjualan naik menjadi Rp2,18 triliun dari sebelumnya Rp2 triliun, serta beban umum dan administrasi menjadi Rp230,33 miliar dari sebelumnya sebesar Rp204,69 miliar.
BACA JUGA:
Hingga akhir Desember 2022, total nilai aset PZZA tumbuh 14,12% menjadi Rp2,50 triliun, dibanding posisi akhir tahun 2021 lalu yang sebesar Rp2,19 triliun. Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp1,33 triliun dan ekuitas sebesar Rp1,17 triliun.
Untuk rencana pengembangan di tahun-tahun mendatang, manajemen perseroan menyebut saat ini masih dalam tahap review. Di mana, perseroan menyadari bahwa perkembangan Indonesia ke depan itu masih sangat menjanjikan.