JAKARTA - Pengelola gerai Pizza Hut di Indonesia, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) membukukan laba pada 2021. Setelah rugi Rp93,51 miliar di sepanjang tahun 2020, PZZA berhasil mencetak laba bersih tahun berjalan sebesar Rp60,76 miliar pada 2021.
Dalam laporan keuangan PZZA, dikutip Kamis 7 April, perseroan meraup laba bersih meski penjualan tercatat menurun. Penjualan bersih PZZA turun 1,14 persen YoY menjadi menjadi Rp3,41 triliun, dari Rp3,45 triliun pada 2020.
Berdasarkan segmen produk, penjualan makanan dan minuman PZZA sebelum dikurangi potongan kompak turun. Penjualan makanan turun 1,12 persen year on year (yoy) menjadi Rp3,25 triliun, dari Rp3,28 triliun pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, penjualan minuman terkoreksi 3,84 persen yoy dari Rp181,43 miliar pada 2020 menjadi Rp174,46 miliar di 2021. Pos pengeluaran yang ditekan tercatat mengimbangi turunnya penjualan PZZA.
Beban pokok penjualan turun dari Rp1,19 triliun menjadi Rp1,16 triliun. Sejumlah pengeluaran dalam beban usaha juga turun cukup signifikan.
BACA JUGA:
Beban penjualan turun dari Rp2,16 triliun menjadi Rp1,98 triliun. Begitu pula beban umum dan administrasi yang turun menjadi Rp204,69 miliar, dari sebelumnya Rp209,43 miliar.
Hal ini mendorong PZZA mencetak laba operasi sebesar Rp81,59 miliar, sementara pada tahun lalu perusahaan menanggung rugi operasi Rp61,16 miliar. Adapun aset PZZA pada akhir 2021 mencapai Rp2,21 triliun, 0,70 persen lebih rendah daripada posisi akhir 2020 di angka Rp2,23 triliun.
PZZA hingga 31 Desember 2021, mengantongi total aset Rp 2,21 triliun. Sementara itu, total liabilitas PZZA turun 2,83 persen menjadi Rp1,05 triliun dan total ekuitas naik 1,30 persen menjadi Rp1,16 triliun.