JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak berpuas diri dengan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang membukukan hasil positif di awal tahun.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata menjelaskan, realisasi PNBP Februari 2023 sudah menyentuh Rp86,4 triliun. Angka tersebut setara dengan 19,6 persen dari target APBN tahun ini yang dipatok Rp441,4 triliun.
"PNBP kita kalau dilihat sampai dengan Februari itu tumbuhnya tinggi, sebesar 86,6 persen dibanding dengan periode yang sama 2022. Tapi di tahun lalu peningkatan harga komoditas belum signifikan, ini mempengaruhi," ujarnya dalam media gathering di Jakarta, Selasa, 21 Maret.
Menurut Isa, kondisi terbaru menunjukkan adanya indikasi pelemahan harga komoditas menuju level normal.
"Ini yang harus kita waspadai dengan harga komoditas ke depan," tuturnya.
BACA JUGA:
Berdasarkan risalah terbaru APBN edisi Februari 2023, diketahui bahwa harga sejumlah komoditas global yang menjadi andalan ekspor RI mengalami penurunan, seperti kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang anjlok minus 27 persen year on year (yoy). Kemudian harga baru bara juga mengalami pelandaian 55,5 persen secara year to date (ytd).
Adapun, realisasi PNBP periode 2022 tercatat sebesar Rp588,3 triliun atau 122,2 persen dari target Perpres 98/2022 yang menjadi dasar pelaksanaan APBN tahun lalu.
Jumlah itu tumbuh 28,3 persen dari tahun lalu yang juga sudah melonjak naik di level Rp458,5 triliun.