Menparekraf Sandiaga Minta KSP Nasari Pionir Unicorn Koperasi Dukung Ekonomi Indonesia
Menparekraf pengukuhan daring KSP Nasari pionir unicorn koperasi di Indonesia di Semarang, Jumat (17/3/2023). (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)

Bagikan:

AKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berharap Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari yang telah dikukuhkan sebagai pionir unicorn koperasi di Tanah Air dapat mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.

"Semoga dengan dikukuhkannya KSP Nasari dapat mendukung pemulihan ekonomi Indonesia," kata Sandiaga sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu 19 Maret, disitat Antara. 

Dia juga berharap KSP Nasari dapat beradaptasi dalam menjawab berbagai tantangan ekonomi yang baru, seperti ekonomi berbasis digital, serta menjadi percontohan bagi koperasi lain agar siap bertransformasi menjadi koperasi modern.

Sandiaga menyampaikan, hal itu saat menghadiri secara daring acara pengukuhan KSP Nasari sebagai pionir unicorn koperasi di Indonesia sekaligus Rapat Anggota Tahunan (RAT) Ke-24 Tahun Buku 2022 serta pergantian kepengurusan KSP Nasari periode 2023-2028 di Semarang, Jawa Tengah, Jumat 17 Maret.

Dalam kesempatan itu, dia mengucapkan selamat atas penyelenggaraan RAT KSP Nasari.

Dia juga mengapresiasi KSP Nasari yang secara rutin telah melakukan inkubasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pelatihan legalitas dan perizinan, pemasaran digital, pelatihan manajemen keuangan, pencocokan bisnis, serta belanja daring melalui siaran langsung.

Sementara itu, Ketua Pengurus KSP Nasari periode 2023-2028 Frans Meroga Panggabean mengatakan pelaksanaan RAT merupakan wujud pertanggungjawaban hasil kerja pengurus kepada para anggota.

KSP Nasari, yang didirikan di Semarang pada 31 Agustus 1998 lalu, saat ini memiliki 45 kantor cabang dan lebih dari 300 loket pelayanan yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.

Sejak 2021, kata Frans, KSP Nasari telah meluncurkan aplikasi mobile super Nasari Digital (Nadi).

"Anggota kami yang berjumlah 39.730 orang saat ini dapat memakai Nadi dalam pelayanan kebutuhan dan kenyamanan untuk transaksi keuangan dengan sejumlah fitur yang ada dalam aplikasi tersebut antara lain e-wallet, pembayaran billing payment point, simpanan, pinjaman, marketplace, e-learning UMKM, RAT Online, dan QRIS," jelas Frans.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Ema Rachmawati, yang hadir mewakili Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengatakan saat ini perusahaan digital tidak dilirik perbankan karena kebanyakan hanya berkantor virtual, padahal mereka sebenarnya membutuhkan fasilitas pembiayaan.

"Kondisi itu pun seharusnya menjadi kesempatan bagi koperasi simpan pinjam untuk menjadi solusi pembiayaan karena sebenarnya para pelaku bisnis digital ini memiliki kompetensi dan peluang untuk berkembang, namun terkendala modal yang terbatas," ujar Ema.

Menanggapi hal tersebut, Frans mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti peluang tersebut. KSP Nasari, mempelajari model bisnis digital dan mendalami mitigasi resiko pembiayaan.

Hal itu akan melengkapi layanan KSP Nasari saat ini, yaitu pembiayaan bagi pelaku UMKM yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.