JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 7 Januari 2025 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, pada hari Senin, 6 Januari 2025, Kurs rupiah spot di tutup melemah 0,01 persen ke level Rp16.198 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,14 persen ke level harga Rp16.193 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa suku bunga AS akan turun lebih lambat di tahun ini.
"Federal Reserve telah memperingatkan pada bulan Desember bahwa inflasi yang lesu dan kekuatan di pasar tenaga kerja akan membuat suku bunga tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama, dengan komentar terbaru dari pejabat Fed yang mendukung gagasan ini," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa, 7 Januari.
Gubernur Adriana Kugler dan Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan bahwa bank sentral masih belum menyatakan kemenangan atas inflasi, dan mengamati pasar tenaga kerja dengan saksama untuk mencari tanda-tanda pelemahan.
Ibrahim menyampaikan Inflasi yang lesu dan pasar tenaga kerja yang kuat membuat Fed kurang bersemangat untuk memangkas suku bunga. Fokus minggu ini adalah pada data penggajian nonpertanian yang akan datang untuk isyarat lebih lanjut tentang suku bunga.
Sementara dari dalam negeri, Pasar terus mengamati Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2024 mencatatkan defisit Rp507,8 triliun atau setara 2,29 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit itu melebar dari capaian tahun sebelumnya atau 2023, yaitu Rp347,6 triliun atau 1,65 persen terhadap PDB.
Secara keseluruhan, APBN 2024 memang didesain 2,29 persen terhadap PDB. Artinya, pemerintah sudah memperkirakan bahwa defisit APBN 2024 akan lebih besar dari 2023. Pemerintah sempat memperkirakan bahwa defisit APBN 2024 akan melebar hingga 2,7 persen, karena kondisi makroekonomi semester I/2024 yang begitu berat.
Target awal defisit APBN adalah Rp522.8 triliun. Sebelumnya Menteri Keuangan dan Dewan Perwakilan Rakyat juga sempat menyepakati defisit Rp 609,7 triliun. Angka itu setara 2,70 persen terhadap PDB.
BACA JUGA:
Sedangkan pendapatan negara 2024 telah mencapai Rp2.842,5 triliun atau naik 2,1 persen secara tahunan (yoy) dibanding 2023. Pendapatan negara pada 2024 berasal dari penerimaan pajak Rp1.932,4 triliun, kepabeanan dan cukai Rp300,2 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp579,5 triliun, dan hibah Rp30,3 triliun.
Ibrahim menyampaikan tekanan harga pangan akibat El Niño, tingginya harga minyak, hingga perlambatan ekonomi China memengaruhi prospek ekonomi Indonesia dan APBN.
Namun demikian, Ibrahim menyampaikan seiring meredanya tekanan harga minyak, naiknya harga komoditas seperti batu bara dan CPO, hingga adanya stimulus fiskal dan moneter China membuat kondisi ekonomi membaik, sehingga defisit APBN bisa kembali sesuai desain awal.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Selasa, 7 Januari 2025 dalam rentang harga Rp16.150 - Rp16.210 per dolar AS.