Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari Kamis 30 November 2023 diperkirakan akan kembali bergerak menguat.

Apalagi, rupiah sudah cenderung menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam waktu beberapa hari terakhir.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu 29 November, Kurs rupiah spot menguat 0,26 persen ke Rp15.395 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jisdor menguat 0,40 persen secara harian ke level harga Rp15.387 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, para pejabat Fed menilai bank sentral perlu lebih berhati-hati dalam mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, dan pelonggaran inflasi dapat mendorong bank tersebut untuk melakukan pelonggaran kebijakan lebih awal dari yang diperkirakan.

"Suku bunga tinggi telah cukup menekan inflasi tahun ini, dan penurunan tekanan harga lebih lanjut kemungkinan akan menyebabkan bank mulai menurunkan suku bunga," Jelasnya dalam keterangan resminya Kamis 30 November.

Menurut Ibrahim, para pedagang memperkirakan setidaknya 40 persen kemungkinan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya paling lambat pada bulan Maret 2024, dan bank sentral akan mempertahankan suku bunganya pada bulan Desember.

Adapun prospek perubahan sikap hawkish The Fed mendorong kenaikan kuat pada emas sepanjang bulan November, dengan logam kuning tersebut kini diperkirakan akan bertambah lebih dari 3 persen pada bulan tersebut.

Selain itu, kekhawatiran terhadap lesunya perekonomian Tiongkok masih tetap ada, terutama setelah serangkaian data perekonomian yang lemah pada bulan Oktober.

Ibrahim menyampaikan fokus minggu ini adalah pada data indeks manajer pembelian (PMI) untuk bulan November, yang akan dirilis pada hari Kamis. Angka tersebut diperkirakan menunjukkan penurunan berkelanjutan dalam aktivitas manufaktur, menyoroti berlanjutnya pelemahan mesin ekonomi terbesar Tiongkok.

Dari sisi internal, utang pemerintah Indonesia kembali naik ke level Rp7.950,52 triliun pada Oktober 2023.

Pada akhir Oktober 2023 mengalami kenaikan Rp58,6 triliun dari periode September 2023 (month to month/mtm) yang tercatat sebesar Rp7.891,61 triliun.

Dikutip dari buku APBN Kita Edisi November 2023, rasio utang pemerintah pada Oktober 2023 mencapai 37,68 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Meski nilainya mengalami kenaikan, rasio utang per Oktober 2023 justru lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 37,95 terhadap PDB.

Rasio utang tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan periode akhir 2022 dan masih di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai dengan UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara.

Rasio ini juga masih lebih baik dari yang telah ditetapkan pada kisaran 40 persen dalam Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2023-2026.

Lebih lanjut, Ibrahim menyampaikan, pemerintah senantiasa mengelola utang secara cermat dan terukur dengan memperhatikan komposisi mata uang, suku bunga, serta jatuh tempo yang optimal.

Sedangkan utang pemerintah didominasi dari dalam negeri dengan proporsi sebesar 71,78 persen.

Ini sejalan dengan kebijakan umum pembiayaan utang untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap.

Ibrahim memperkirakan, rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Kamis 30 November dalam rentang harga Rp15.370- Rp15.440 per dolar AS.