Bagikan:

JAKARTA - Meski mencatatkan penurunan kinerja di 2022, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) tetap optimis menatap tahun 2023 ini. Ini terbukti dari membaiknya kinerja perseroan di kuartal III dan IV tahun lalu.

Direktur Sido Muncul Leonard mengungkapkan, realisasi kinerja SIDO pada tahun 2022 dipengaruhi oleh beberapa faktor. Terutama normalisasi permintaan dari basis yang tinggi pada tahun sebelumnya karena penyebaran varian Delta.

Faktor lain yang mengganjal kinerja SIDO pada tahun 2022 adalah inflasi tinggi yang mempengaruhi daya beli pelanggan. Selain itu, ada kenaikan harga bahan baku.

Dalam pertumbuhan jangka panjang, Leonard menyampaikan SIDO masih membukukan pertumbuhan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) pada laba bersih sebesar dua digit selama empat tahun terakhi

"SIDO tetap menjaga posisi keuangan yang sehat dengan posisi kas bersih dan rasio pembayaran dividen yang tinggi di atas 90 persen, dan ini menunjukkan sehatnya kinerja bisnis perseroan," ungkap Leonard lewat keterbukaan infomasi di laman Bursa Efek Indonesia, dikutip Senin 13 Februari.

Meski turun secara tahunan, tapi manajemen SIDO melaporkan terjadi peningkatan signifikan pada kuartal terakhir tahun 2022. Manajemen SIDO melaporkan kenaikan 25 persen pada penjualan bersih dan 40 persen lebih tinggi pada laba bersih setelah pajak di dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ).

"Sesuai dengan komitmen, Perseroan terus menunjukkan perbaikan terutama pada semester kedua. SIDO menargetkan peningkatan laba bersih 20 persen di Q4 dari Q3, dan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih 40 persen QoQ," jelas Leonard.

Merujuk laporan keuangan tahunan, SIDO meraih laba bersih Rp1,10 triliun hingga akhir tahun 2022, merosot 12,69 persen dibandingkan laba bersih pada 2021. SIDO mencetak penjualan senilai Rp3,86 triliun, turun 3,98 persen dibandingkan realisasi penjualan SIDO pada 2021.

Penjualan SIDO masih diperoleh dari tiga segmen bisnis. segmen jamu herbal dan suplemen mendominasi senilai Rp2,63 triliun atau berkontribusi 68,13 persen terhadap total pendapatan SIDO. Penjualan di segmen ini turun 2,23 peren secara tahunan.

Penjualan SIDO juga ditopang dari segmen makanan dan minuman dengan raihan Rp1,08 triliun sepanjang 2022 atau berkontribusi 27,97 persen. Penjualan di segmen ini merosot 9,24 persen secara tahunan.

Penjualan SIDO meningkat pada segmen farmasi. Terjadi kenaikan 4,30 persen dari Rp137,14 miliar menjadi Rp143,04 miliar. Namun kontribusi terhadap total penjualan SIDO paling mini, yakni 3,7 persen.