JAKARTA - Perusahaan farmasi dan jamu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menyiapkan rencana agar mampu meningkatkan pertumbuhan laba di tahun 2022 ini. Hal itu bakal dilakukan perseroan dengan menggenjot pendapatan dan efisiensi Cost of Goods Sold (COGS) atau Harga Pokok Penjualan (HPP).
Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengatakan pihaknya akan mendorong persediaan barang terutama di level grosir dan retailer. Ini dilakukan dengan meningkatkan wholesaler dan retailer dengan target 140 wholesaler dan retailer.
"Kami juga make sure barang kita ada di semua level distribusi channel," ujar Leonard dalam Public Expose 2022 pada Jumat akhir pekan lalu.
Leonard menjelaskan, manajemen SIDO melihat pentingnya akan pertumbuhan pada jual-beli online. Penjualan secara daring memberikan manfaat yang lebih besar disamping tingginya profitabilitas.
Selain itu, lanjut Leonard, SIDO juga berencana untuk meluncurkan produk baru di bulan September ini. Produk tersebut sampai saat ini masih dalam tahap pipelining dan diharapkan dapat berkontribusi pada kuartal IV 2022.
"Kami juga mulai actively yang spending di digital marketing di produk-produk tertentu," ujar Leonard.
Dividen 90 persen
Sementara itu SIDO siap membagikan dividen hingga 90 persen dari total laba bersih. Meski demikian, Leonard mengaku belum bisa menyebut nominalnya lantaran masih menunggu keputusan dari direksi.
BACA JUGA:
"Ini mesti diputuskan di board meeting. Tapi kami selalu bagikan dividen itu kan 90 persen dari profit ya biasanya," ujar Leonard.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, kinerja penjualan SIDO tersebut turun 2,58 persen menjadi Rp1,61 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp1,65 triliun. Turunnya penjualan SIDO berimbas pada laba bersih.
Pembengkakan beban pokok penjualan turun menggerus bottom line. Laba bersih SIDO tercatat turun 11,24 persen secara tahunan menjadi Rp445,59 miliar dibandingkan dengan Rp502 miliar di periode yang sama tahun lalu.