Bagikan:

JAKARTA - Emiten produsen jamu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 29 Maret 2023. Salah satu agendanya ialah Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2022.

SIDO mengalami penurunan laba hingga 12,38 persen menjadi Rp1,1 triliun, dan penjualan mengalami penurunan 3,86 persen menjadi Rp2,23 triliun pada pada semester II2022. Namun, perseroan masih berkomitmen membagikan dividen.

Direktur SIDO Leonard mengatakan adanya penurunan penjualan dan laba disebabkan oleh beberapa faktor seperti normalisasi permintaan dari basis tinggi karena penyebaran varian Delta COVID-19. Selain itu tingginya inflasi dan adanya kenaikan harga bahan baku juga disebut mempengaruhi penjualan.

"SIDO tetap menjaga posisi keuangan yang sehat dengan posisi kas bersih dan rasio pembayaran dividen yang tinggi di atas 90 persen, dan ini menunjukkan betapa sehatnya kinerja bisnis perseroan," ujar Leonard dalam siaran pers, dikutip Sabtu 11 Maret.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, SIDO mencatatkan penjualan sebesar Rp3,86 triliun. Angka ini turun 3,86 persen dari Rp4,02 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Penjualan SIDO terdiri dari jamu herbal dan suplemen, makanan dan minuman, dan farmasi. Secara rinci, jamu herbal dan suplemen menurun 2,23 persen menjadi Rp2,63 triliun, makanan dan minuman turun 8,49 persen menjadi Rp1,08 triliun, dan farmasi meningkat 4,3 persen menjadi Rp143,04 miliar.

Selanjutnya SIDO mencatatkan penurunan beban langsung dari Rp1,73 triliun menjadi Rp1,7 triliun pada semester II 2022. Adapun laba kotor SIDO turun 5,39 persen menjadi Rp2,16 triliun. Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisienkan, SIDO mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,1 triliun pada semester II 2022.

Angka ini turun 12,38 persen dari Rp1,26 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, jumlah aset SIDO meningkat meningkat tipis 0,30 persen dari Rp4,06 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp4,08 triliun pada 31 Desember 2022.

Di sisi lain, jumlah liabilitas turun 3,64 persen dari Rp597,78 miliar pada 31 Desember 2021 menjadi Rp575,96 miliar pada 31 Desember 2022. Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan 14,7 persen dari Rp1,08 triliun menjadi Rp923,04 miliar.