JAKARTA - Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum Bulog), Budi Waseso mengakui mayoritas cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola perusahaannya merupakan pasokan impor.
Lebih lanjut, Buwas sapaan akrab Budi Waseso mengatakan penyerapan dalam beras produksi dalam negeri masih minim. Pasalnya, puncak panen raya baru akan berlangsung pada Maret mendatang.
“Ya, cadangan beras mayoritas impor dan terbanyak ada di Jawa karena kebutuhan (di Jawa) juga besar,” kata Buwas ditemui di Kembangan, Jakarta Barat, Rabu, 8 Januari.
Saat ini, kata Buwas, panen padi sudah terjadi di beberapa titik sentra beras. Hanya saja, Bulog belum bisa melakukan penyerapan secara masif. Hal ini karena hasil panen akan diserap untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal terlebih dahulu.
Buwas memastikan stok CBP yang masih dimiliki Bulog saat ini cukup hingga setelah Lebaran di bulan April mendatang.
BACA JUGA:
“Itu kalau tidak ada panen, tapi kalau ada panen ya kita lihat karena tugas Bulog tahun ini menyerap 2,4 juta ton,” katanya.
Berdasarkan data terakhir Bulog, hingga saat ini total stok beras yang dikuasai Bulog hanya sekitar 529.000 ton. Stok itu merupakan gabungan dari beras-beras di gudang, beras impor dalam perjalanan, serta beras yang tengah dalam proses perpindahan antar wilayah.
Adapun jumlah stok itu terdiri dari CBP sebanyak 523.000 ton dan beras komersial 5.000 ton. Sementara, total penyerapan produksi dalam negeri oleh Bulog selama Januari baru mencapai 10.000 ton dan akan terus bertambah seiring masa panen.