Bagikan:

JAKARTA - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta mengatakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 yang sebesar 5,31 persen menjadi modal penting untuk menavigasi perekonomian domestik di tengah tantangan ketidakpastian global 2023.

“Pertumbuhan 5,31 persen sepanjang 2022 menunjukkan kinerja baik perekonomian dan menjadi modal untuk navigasi potensi ketidakpastian perekonomian global tahun 2023 yang diproyeksikan akan cukup menantang,” kata Arif, dikutip dari Antara, Selasa 7 Februari.

Arif mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat yang tumbuh 2,1 persen, Uni Eropa 3,6 persen, China 3 persen, dan Korea Selatan 2,6 persen. Namun pertumbuhan ekonomi Indonesia, kata Arif, lebih rendah jika dibandingkan dengan India yang tumbuh 7 persen.

Ke depan, kata Arif, pemerintah akan menjaga kualitas pertumbuhan ekonomi, menjaga inflasi dengan mengendalikan harga bahan makanan, dan meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan begitu, konsumsi dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

“Momentum pertumbuhan yang baik ini juga harus dimanfaatkan untuk mendorong transformasi struktural yang tengah dilakukan dapat berlangsung lebih cepat,” kata dia,

Arif juga mendorong kinerja perbankan dan emiten di bidang sumber saya alam untuk meningkatkan industri hilir, mengembangkan ekosistem pangan nasional dan industri padat karya.

Hal itu karena Indonesia dihadapkan pada tantangan perekonomian global, tantangan krisis pangan, dan juga tantangan terbatasnya daya beli masyarakat akibat keterbatasan lapangan kerja.

“Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik ini dapat kita jadikan momentum untuk menciptakan prospek ekonomi yang lebih besar lagi pada 2023 ini dan di tahun-tahun mendatang,” ujar dia.