Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi pada tahun politik salah satunya kuncinya adalah meningkatkan ekspor dan investasi.

"Menjaga pertumbuhan ekonomi di masa transisi tahun politik, yaaaa, kuncinya ekspor dijaga agar terus meningkat," kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023, Selasa, 24 Oktober.

Selain itu, Jokowi menyampaikan investasi perlu dijaga agar terus meningkat karena basis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di sektor konsumsi.

"Investasi perlu dijaga terus, agar meningkat karena basis kita masih basis pertumbuhan ekonomi di sektor konsumsi, baik pemerintah maupun swasta. Tetapi kita harapkan kalau bisa meningkatkan ekspor, investasi, itu yang jadi dasar pertumbuhan ekonomi," Jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan perekonomian dunia masih terus dibayangi berbagai risiko dan ketidakpastian. Mulai dari risiko pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melemah.

Kemudian, harga komoditas yang volatile, konflik geopolitik perang Ukraina-Rusia dan konflik Palestina-Israel, fragmentasi ekonomi (antitesis dari integrasi ekonomi), ancaman El Nino dan perubahan iklim, risiko debt-distress, kontraksi PMI Manufaktur global, serta meningkatnya harga minyak dunia.

Pertumbuhan ekonomi global masih lemah dan melambat serta tidak merata, tahun 2023 diperkirakan hanya tumbuh 2,9 persen dan tahun 2024 menurun ke 2,8 persen.

Kondisi perlambatan ekonomi global ini akan meningkatkan risiko terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2023. Untuk tahun 2024, peningkatan risiko global diperkirakan juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mampu mencapai 5,2 persen.

Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang baik, sebab pertumbuhan ekonomi nasional mampu mencatatkan angka di atas 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut.

Adapun, inflasi Indonesia pada September 2023 mampu terjaga di level 2,28 persen (yoy) dan menjadi yang terendah sejak Februari 2022.

"Perlambatan ekonomi dunia dan berbagai risiko serta ketidakpastian global, berpotensi akan meningkatkan risiko bagi pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal 4-2023 dan di tahun 2024,” ungkapnya dalam keterangan resminya, Minggu, 22 Oktober.

Untuk dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3 persen (yoy) pada 2023, diperkirakan kebutuhan investasi yang diperlukan yakni sebesar Rp6.189,10 triliun dengan mayoritas porsi investasi dari masyarakat sebesar 84,7 persen, kemudian dari Pemerintah sebesar 9,7 persen, dan selebihnya dari Badan Usaha Milik Pemerintah.

Sementara itu, untuk meraih target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen (yoy) pada 2024, kebutuhan investasi yang diperlukan dari berbagai pelaku ekonomi yakni berada pada kisaran Rp6.900 triliun.