JAKARTA - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis jajak pendapat mengenai penilaian kondisi ekonomi nasional pada awal tahun 2023. Hasilnya, masih lebih banyak responden yang menilai kondisi ekonomi masih buruk.
Per Januari 2023, sebanyak 35,6 persen responden memiliki persepsi negatif terhadap kondisi ekonomi. Lalu, 27,1 persen menilai kondisi ekonomi baik, dan 33,7 persen menilai sedang.
"Seperti kita lihat di sini pada Januari 2023 ini, secara umum sebetulnya masih lebih banyak masyarakat yang menilai ekonomi secara negatif dibandingkan yang menilai positif," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam pemaparan survei virtual, Minggu, 22 Januari.
Meskipun penilaian ekonomi dalam kondisi baik tak lebih banyak dari yang menilai buruk, namun tren selama 4 bulan belakangan menyatakan penilaian ekonomi yang baik mengalami peningkatan.
Per September 2022, penilaian baik terhadap ekonomi berada pada angka 20 persen lalu meningkat 7 persen ke Januari 2023. Sementara, penilaian ekonomi buruk pada September 2023 sebesar 52 persen dan menurun 16 persen ke Januari 2023.
"Kalau kita lihat tren seperti ini, tren dibandingkan 3 bulan atau 4 bulan terakhir sejak September tahun lalu, maka tren persepsi positif mengalami penguatan dari September ke Oktober kemudian ke Januari, walaupun yang menilai negatif masih lebih banyak," urai dia.
Tren peningkatan penilaian baik dari segi ekonomi juga sejalan dengan peningkatan nilai kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo.
Per September 2022, masyarakat yang menilai puas atas kinerja Presiden sebanyak 62,2 persen, lalu pada Januari 2023 meningkat menjadi 76,2 persen.
BACA JUGA:
"Mayoritas tetap merasa puas terhadap kinerja Presiden meski persepsinya negatif terhadap kondisi. Namun jika semakin positif persepsinya maka kepuasan semakin tinggi, sebaliknya jika semakin negatif maka kepuasan semakin rendah," jelasnya.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan lewat sambungan telepon pada 7-11 Januari 2023. Populasi survei ini adalah warga negara Indonesia Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon, sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Sebanyak 1221 responden dipilih metode random digit dialing (RDD). Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar 2,9 persen persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.