JAKARTA - Lembaga Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) melakukan survei terhadap kondisi ekonomi Indonesia 2021. Masyarakat menilai kondisi ekonomi rumah tangga lebih baik dibanding 2020.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan ada 36,4 persen mengaku kondisi ekonominya lebih baik dan sebanyak 5,1 persen jauh lebih baik.
Sementara, sebanyak 3,2 responden menyatakan kondisi ekonominya pada 2021 jauh lebih buruk, dan 25,6 persen lebih buruk. Sedangkan 29,2 persen menyatakan tidak ada perubahan dan an 0,5 persen tidak menjawab.
"Ada 28,8 persen warga menilai kondisi ekonomi rumah tangganya sekarang lebih buruk dibanding tahun lalu. Sementara, 41,5 persen menilai lebih baik atau jauh lebih baik dan 29,2 persen menilai tidak ada perubahan," ujar Deni dalam paparan survei secara virtual, Minggu, 26 Desember.
Selain itu, SMRC juga melakukan survei terhadap optimisme responden terkait kondisi ekonomi nasional pada 2022. Mayoritas responden menyatakan 51,4 persen menyatakan lebih baik dibanding 2021.
"Mengatakan lebih baik, 51,4 persen, jauh lebih baik 10,8 persen, tidak ada perubahan 19,2 persen, lebih buruk 9,6 persen, jauh lebih buruk 1,1 persen, dan tidak menjawab/tidak tahu 7,9 persen," paparnya.
BACA JUGA:
Untuk survei kondisi politik pada 2021, responden yang menilai baik sebanyak 33,4 persen, sedang 33 persen, buruk 19,2 persen, sangat buruk 2,9 persen. Kemudian, sangat baik 2 persen dan tidak menjawab/tidak tahu 9,6 persen.
Sementara, responden yang memperkirakan kondisi politik pada 2022 akan membaik 48,5 persen. Biasa saja atau sedang 21,5 persen, akan buruk 8,2 persen.
"Akan sangat baik 8,1 persen, akan sangat buruk: 1,3 persen, dan tidak menjawab/tidak tahu: 12,4 persen," kata Deni.
Survei SMRC ini dilakukan pada 8 hingga 16 Desember dengan melibatkan 2.420 respoden dari berbagai daerah. Metode dalam survei ini menggunakan multistage random sampling, dengan margin of error 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.