PEKANBARU - Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau menyampaikan kemunculan harimau sumatera di Kota Siak Sri Inderapura, Kabupaten Siak kemungkinan dari Taman Nasional Zamrud yang berjarak sekitar 6,2 kilometer dari daerah tersebut.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang KSDA Riau Wilayah II, Hartono mengatakan, jaraknya jika melihat posisi Kabupaten Siak dengan kawasan hutan adalah sepanjang 6,2 kilometer. Lokasi habitat harimau sumatera terdekat itu adalah Taman Nasional Zamrud.
"Jadi itu memang melewati perkampungan, pemukiman dan Sungai Siak. Masih ditelusuri apakah harimau itu menyeberangi Sungai Siak atau bagaimana, masih dilakukan penyisiran terkait asal usul harimau," kata Hartono di Pekanbaru, Antara, Minggu, 22 Januari.
Berdasarkan jejak kaki yang terlihat yakni 15 centimeter dan 13 cm maka harimau tersebut berusia remaja. Sejak sepekan kemunculan harimau belum ada laporan terkait korban ternak masyarakat.
Adanya kemunculan harimau dimulai Senin pekan ini. Terdapat penemuan jejak harimau di belakang permukiman masyarakat padat penduduk di Kampung Suak Lanjut, Siak. Lalu pada Jumat, 20 Januari seorang saksi, Pujiono, mengaku melihat langsung satwa melintas pukul 22.30 WIB di depan rumah jaga kebun semangka.
Saksi mengatakan ukuran satwa itu besar dan mengarah ke hutan kota Arwinas. Saat observasi oleh tim di lapangan jejak satwa ditemukan di belakang dan samping rumah jaga kebun semangka dengan ukuran kurang lebih sama dengan yang dijumpai di Kampung Suak Lanjut.
Kemudian didapatkan rekaman kamera CCTV toserba Sinar Jaya milik Ahsan di Jalan Sapta Taruna. Kamera merekam aktivitas Harimau Sumatera di depan toko itu pada Sabtu (21/1) pukul 03.15 WIB dini hari yang diperkirakan setelah ke luar hutan kota.
Tim gabungan menelusuri satwa liar di kawasan hutan kota Arwinas dan melakukan monitoring serta memasang dua kamera dan kandang jebak. Dalam kandang tersebut ada umpan kambing dan hingga saat ini harimau belum masuk ke dalam kandang untuk memakannya.
BACA JUGA:
"Tim gabungan terus melakukan pemantauan baik menggunakan drone maupun survei lokasi yang diduga menjadi lintasan harimau," ucap Hartono.