JAKARTA - Perumda Pasar Jaya menegaskan tidak ada korupsi program bantuan sosial (bansos) penanganan COVID-19 tahun 2020. Proses penyaluran bansos yang ditugaskan kepada Pasar Jaya, sudah rampung dilakukan pada periode April hingga Desember 2020.
"Pasar Jaya dalam hal bansos sudah menuntaskan pekerjaannya. Apa yang diamanatkan Dinsos untuk penyaluran itu sudah selesai. April-Desember 2020, bansos Pasar Jaya sudah tuntas," ujar Corporate Secretary Pasar Jaya Muhammad Fachri, dalam keterangannya, Rabu 18 Januari.
Lebih lanjut ia mengatakan, beras yang ditemukan di gudang sewaan Pulogadung itu adalah sisa usaha retail Pasar Jaya, bukan sisa stok bansos 2020.
"Untuk beras di gudang Pulogadung itu sisa usaha Pasar Jaya dari usaha retail," ungkapnya.
Ia pun menegaskan, ribuan ton beras yang sudah membusuk itu berbeda dengan bansos yang disalurkan kepada masyarakat.
"Pasar Jaya menjamin produk yang dikirim ke masyarakat adalah yang layak dan baik," tuturnya.
Total beras yang menumpuk di gudang sebanyak 920 ton. Beras-beras itu merupakan buffer stock atau stok barang yang disediakan untuk menjaga operasional produksi.
"Pasar Jaya saat penugasan periode April-Desember 2020 itu ada 11 tahap (penyaluran bansos). Di tiap tahap itu ada yang di buffer. Itu yang dilakukan Pasar Jaya. Jadi yang saya sampaikan, untuk bicara bahwa itu beras bansos, tidak. Kalau bansos dari Pasar Jaya sudah selesai secara tuntas seluruhnya," paparnya.
BACA JUGA:
Kabar penimbunan beras untuk bansos COVID-19 disampaikan oleh pegiat media sosial, Rudi Valinka, melalui akun Twitternya, @kurawa. Rudi menyebut beras itu tersimpan di gudang sewaan yang berlokasi di kawasan Pulogadung.
Cuitan itu juga menyertakan kondisi beras yang ada di gudang penyimpanan bansos di Pulogadung. Di mana kondisi beras bansos yang menumpuk di gudang tampak menguning dan rusak.