Bagikan:

JAKARTA - Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini bakal penuh warna. Beberapa penyebabnya, mulai dari pencabutan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), potensi resesi, Perppu Cipta Kerja, hingga pesta demokrasi pada 2024.

Seperti disampaikan Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani. Chisty memaparkan, pencabutan PPKM akan meningkatkan mobilitas masyarakat sehingga daya beli dapat terjaga.

Sementara, hadirnya Perppu Cipta Kerja mendorong percepatan investasi, baik itu dalam negeri maupun asing. Adapun kekhawatiran potensi resesi membuat pelaku pasar beralih pada obligasi yang memiliki risiko lebih rendah dibanding saham.

Di sisi lain, Chisty menuturkan, dalam tiga periode terakhir, performa IHSG satu tahun sebelum pemilihan umum (Pemilu) sebagian besar ditutup menguat. Misalnya, seperti pemilu periode 2009, 2014, dan 2019.

"Pada tiga periode itu, IHSG naik masing-masing 13,2 persen, 10,9 persen, dan 7,7 persen," ungkap Chisty dalam Market Outlook 2023 yang dirilis Kamis, 12 Januari.

Dengan berbagai pertimbangan kondisi makro tersebut, Chisty menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kokoh. Untuk itu, Ajaib Sekuritas memproyeksikan IHSG pada tahun ini bergerak di rentang level 7.000-7.200.

Dari situ, Chisty meliihat ada beberapa sektor yang berpeluang mengalami akselerasi. Di antaranya, keuangan, metal mining dan consumer, serta sektor telekomunikasi.

Sebagai tambahan informasi, beberapa saham unggulan Ajaib Sekuritas dengan proyeksi tersebut antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Kemudian, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Selanjutnya ada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), serta PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Indosat Tbk (ISAT).