Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa perekonomian global secara umum di penutupan 2022 berada dalam kondisi ketidakpastian yang berlanjut. Menurut dia, hal itu tercermin dari sejumlah fakta yang mencuat di berbagai bursa negara maju, utamanya Eropa.

“Di tahun 2022, lebih dari 30 triliun dolar AS nilai kapitalisasi pasar yang hilang. Sehingga, investor di global bukan create value tapi losing value (bukan mendapat keuntungan malah menciptakan/mendapatkan kerugian),” ujarnya saat berbicara di seremoni pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2023 di Jakarta, Senin, 2 Januari.

Menurut Menkeu, situasi itu cukup berbanding terbalik dengan keadaan di pasar modal Indonesia yang menorehkan sederet pencapaian.

“Tahun 2022 (di Indonesia) ditutup dengan sangat resilience walaupun tantangannya tidak mudah. Ini merupakan bekal yang bagus memasuki 2023,” tutur dia.

Bendahara negara menjelaskan, arah industri finansial nasional ke depan akan merujuk pada implementasi Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).

“Tahun ini akan ditekankan pada peningkatan integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas di sektor keuangan yang ditopang oleh Undang-Undang P2SK,” tegas dia.

Sebagai informasi, pada 2022 yang lalu kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai Rp9.499 triliun. Angka itu tumbuh 11,41 persen secara year on year (yoy) dari posisi akhir 2021 yang sebesar Rp8.256 triliun. Adapun, IHSG naik ke level 4,09 persen dari periode akhir 2021 yang bertengger di level 6.081,5.