Optimistis Pasar Modal 2023 Lebih Baik, Bos OJK: Tak Ada Istilah <i>Wait and See</i>, <i>It’s All About Investment</i>
Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2023 (Foto: Tangkap layar Youtube Indonesia Stock Exchange)

Bagikan:

JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa torehan positif yang diraih pasar modal Indonesia pada sepanjang 2022 menjadi gambaran tersendiri perekonomian nasional memiliki daya tahan yang baik.

Menurut dia, sejumlah pencapaian yang diukir merupakan bukti nyata RI punya kemampuan dalam menghadapi ketidakpastian global yang berlanjut. Oleh karenanya Mahendra yakin peningkatan investasi di pasar modal akan terus menanjak di 2023.

“Maka tidak ada istilah wait and see bagi investasi indonesia. It’s all about investment, investment, investment. Kita harus menguatkan itu dan kita dorong momentumnya,” ujarnya saat menyampaikan pidato di pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2023, Senin 2 Januari.

Mahendra menjelaskan, per 30 Desember 2022, IHSG telah berada di posisi 6.850,62 poin atau berhasil tumbuh sebesar 4,09 persen pada sepanjang tahun ini.

Kata dia, seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 15,06 persen menjadi sebesar Rp9.499 triliun atau 50 persen dari PDB Indonesia 2022.

“Peningkatan kinerja IHSG juga diikuti dengan pertumbuhan jumlah investor ritel di Indonesia menjadi 10,30 juta SID atau meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam lima tahun terakhir,” tuturnya.

Mahendra menambahkan, jumlah investor ritel ini didominasi oleh investor domestik sebesar 55 persen dan didominasi investor berusia di bawah 30 tahun sebesar 58,74 persen.

Adapun, IHSG 2022 pernah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.318,01 poin, tepatnya pada 13 September 2022. Demikian halnya dengan kapitalisasi pasar yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 27 Desember 2022 sebesar Rp9.600 triliun.

“Kinerja perekonomian Indonesia yang dicerminkan dari kinerja pasar modal jauh lebih baik dibanding negara-negara di Eropa dan Asia pada umumnya,” tutup dia.