JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (SG) anjlok pada perdagangan Rabu 4 Oktober kemarin. IHSG melorot 0,78 persen atau 54,31 poin ke 6.886,58 pada akhir perdagangan.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebut, IHSG sempat uji critical level 6.850 di Rabu, sebelum akhirnya ditutup di 6.886,58. Dengan pelemahan tersebut terjadi pelebaran negative slope pada MACD dan Stochastic RSI tertahan pada oversold area.
Oleh karena itu, Phintraco Sekuritas memprediksikan IHSG akan bergerak dengan kisaran support 6.790 dan resistance 6.810 pada perdagangan Kamis.
"Risiko yang tidak terduga yang sedang membayangi pasar keuangan global serta pernyataan hawkish Ketua Federal Reserve dalam FOMC terakhir menjadi salah satu faktor yang dinilai memicu sikap wait and see pelaku pasar saat ini," jelas riset Phintraco Sekuritas.
Investor pun mengalihkan aset ke instrumen safe haven sehingga turut mengerek indeks dolar sebesar 2,73 persen dalam sebulan terakhir. Indeks dolar melanjutkan kecenderungan penguatan sejak pertengahan Juli 2023.
Penguatan indeks dolar tersebut berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kurs rupiah melemah 2,23 persen pada periode yang sama.
BACA JUGA:
Kondisi di atas diikuti kecenderungan net sell investor asing dari pasar modal Indonesia dengan akumulasi net sell investor asing yang mencapai Rp4 triliun dalam satu bulan terakhir. Alhasil, langkah wait and see investor di Indonesia juga terjadi meskipun data ekonomi domestik relatif solid.
Dengan berbagai sentimen yang ada, sebaiknya para pelaku pasar jangan terlalu agresif dan dapat mencermati peluang buy on support pada saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).