JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan ekspor produk perikanan bertumbuh 10,6 persen year on year (yoy) menjadi 5,71 miliar dolar AS atau setara Rp88,9 triliun (kurs Rp15.572). Angka tersebut merupakan rekapitulasi yang dihitung mulai Januari hingga November tahun ini.
Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini menambahkan, di saat yang sama importasi produk perikanan tercatat sebesar 640 juta dolar AS.
Ini artinya kita masih surplus neraca perdagangan hasil perikanan sebesar 5 miliar dolar AS,” ujarnya dalam keterangan pers dikutip Jumat, 30 Desember.
Menurut Ishartini, komoditas utama ekspor RI meliputi udang dengan nilai 1,9 miliar dolar AS, tuna 865 juta dolar AS, cumi/sotong/gurita 657 juta dolar AS, dan rajungan/kepiting 450 juta dolar AS.
“Dinamika kondisi global seperti perang Rusia-Ukraina sangat berdampak pada ekspor perikanan Indonesia. Kendati demikian, KKP tetap menjaga pangsa pasar ke negara-negara tujuan ekspor utama dan mulai menjajaki tujuan prospektif di Timur,” tuturnya.
BACA JUGA:
Ishartini menambahkan, sejumlah pembangunan kerja sama dengan berbagai negara juga berdampak positif terhadap perdagangan produk perikanan Indonesia.
“Pemerintah terus mempromosikan serta melakukan built up branding produk perikanan RI di berbagai pameran dan pertemuan internasional,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan pula capaian nilai ekspor perikanan diperkirakan tumbuh 8,8 persen dengan nilai 6,2 miliar dolar AS hingga Desember 2022.
"Ekspor yang bergeliat ini juga berdampak positif terhadap minat investasi di sektor kelautan dan perikanan," tutup dia.