Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memproyeksi neraca perdagangan Indonesia bakal surplus hingga 30 miliar dolar AS pada akhir 2021. Angka ini akan menjadi surplus terbesar sepanjang sejarah Tanah Air.

"Kalau angka (neraca dagang) konsisten maka di kuartal terakhir akan tembus 30 miliar dolar AS pertama kali dalam sejarah," ungkap Menteri Perdagangan M Lutfi dalam Perayaan Hari Ritel Nasional 2021, Kamis 11 November kemarin.

Lutfi mengatakan, surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar 25,07 miliar dolar AS sepanjang Januari-September 2021. Angkanya melonjak dari surplus pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 13,35 miliar dolar AS.

"Potensi kenaikan surplus neraca perdagangan didorong oleh lonjakan harga sejumlah komoditas. Terjadi siklus super dari harga-harga komoditas. Tahun ini kita akan dapat surplus terbesar pertama kali sepanjang sejarah," kata Lutfi.

Jika neraca dagang surplus, maka akan menjadi dorongan positif untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, ekspor dan impor menjadi komponen kelompok pengeluaran yang membentuk produk domestik bruto (PDB).

Namun, Lutfi mengatakan ekonomi tak hanya bergantung pada ekspor dan impor. Ada beberapa komponen pengeluaran lain yang membentuk PDB, yakni konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi.

"Agar ekonomi nasional kuat maka tidak boleh teledor dalam menangani COVID-19," jelas Lutfi.