Mendag Lutfi Jadi Menteri Paling Populer di Kalangan Warganet: Ini Berkat Seluruh Pegawai Kemendag yang Jaga 3 Mandat Presiden Jokowi
Menteri Perdagangan, M. Lutfi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Riset yang dilakukan oleh PR Indonesia Group bekerja sama denga perusahaan monitoring media, Kazee Digital Indonesia, menyatakan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi terpilih menjadi pemimpin paling populer di kalangan netizan atau warganet selama tahun 2021.

"Menteri Perdagangan berhasil mewujudkan reputasi positif kementerian dan pemerintah di mata publik," kata Founder dan CEO PR Indonesia Group Asmono Wikan, dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Selasa 14 Desember.

Menurut dia, Mendag Lutfi dianggap berhasil mewujudkan reputasi positif kementerian dan pemerintah era Kabinet Indonesia Maju, khususnya warganet atau kalangan pegiat media sosial.

Ia menjelaskan pengumpulan data dilakukan sejak 1 Januari hingga 30 September 2021 untuk mencari sosok pemimpin yang paling banyak mendapat eksposur positif di platform media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook.

Seluruh data, lanjut Asmono, dikumpulkan dan dianalisis secara kuantitatif oleh mesin yang berbasis artificial intelligence secara real-time.

"Penentuan pemenang didasarkan pada kuantitas ekspos perbincangan positif warganet, dengan mempertimbangkan konten pemberitaan yang dianalisis secara manual," jelas dia.

Sementara Mendag Muhammad Lutfi mengatakan prestasi ini sebagai hadiah akhir tahun terbaik bagi jajaran Kementerian Perdagangan (Kemendag) atas kinerja dan kerja kerasnya menjaga mandat Presiden Joko Widodo.

"Ini hadiah terbaik bagi seluruh pegawai dan pimpinan di Kemendag yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh dan bekerja keras menjaga tiga mandat Presiden Joko Widodo," kata Mendag Lutfi.

Selama ini, kata dia, Kemendag melaksanakan tiga mandat Presiden Joko Widodo yakni menjaga stabilitas harga terutama inflasi dan meningkatkan daya beli masyarakat, membantu pelaku UMKM menembus pasar ekspor, serta meningkatkan ekspor melalui perjanjian perdagangan internasional.

Ia menambahkan selain terjadinya keamanan stok pangan dan stabilnya harga barang kebutuhan pokok, surplus neraca perdagangan terjadi berturut-turut.

Apalagi, lanjutnya, neraca perdagangan Indonesia kembali menorehkan sejarah, surplus perdagangan pada Oktober 2021 tercatat sebesar 5,73 miliar dolar AS. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan periode Januari-Oktober 2021 telah mencapai 30,81 miliar dolar AS.

"Nilai ini jauh lebih besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dan terbesar sejak tahun 2012 atau sepanjang 10 tahun terakhir," katanya.

Dipaparkan pula bahwa sektor perdagangan elektronik diperkirakan masih akan menguasai peta ekonomi digital Indonesia tahun 2030 dengan kontribusi mencapai Rp1.908 triliun atau sekitar 33-34 persen daripada total ekonomi digital.

Pada 2020 ekonomi digital Indonesia baru berkontribusi empat persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, pada 2030, PDB Indonesia diperkirakan tumbuh setidaknya 1,5 kali lipat dari Rp15.400 triliun menjadi setidaknya Rp24.000 triliun.