JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi ke Istana Negara kemarin, disaat menguatnya isu kocok ulang atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju jilid II. Mendag Lutfi disebut-sebut menjadi yang bakal terdepak.
Usai menghadap Presiden Jokowi, Lutfi irit bicara. Bahkan, saat ditanya awak media mengenai isu reshuffle pun Lutfi enggan menjawab. Ia bergegas masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan Istana.
Sebenarnya, isu reshuffle ini tentu bukan pertama kali terdengar. Presiden Jokowi sendiri juga sudah sering bongkar pasang posisi menteri dalam kabinet kerjanya.
Reshuffle terakhir dilakukan pada 2020. Saat itu, Jokowi mengganti posisi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dengan Budi Gunadi Sadikin. Lalu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto digantikan Muhammad Lutfi.
Sebelum menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Lutfi adalah Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Muhammad Lutfi resmi dilantik menjadi menteri pada akhir tahun 2020 lalu.
Saat itu, Lutfi merasa amat terhormat telah diberi kesempatan oleh Presiden Jokowi untuk memimpin Kementerian Perdagangan. Ia berjanji untuk bekerja secara optimal, khususnya dalam perbaikan ekonomi nasional di masa mendatang.
"Saya berjanji akan bekerja sekuat mungkin, sepandai mungkin, secakap mungkin untuk memastikan perekonomian Indonesia akan lebih baik di masa yang akan datang," tuturnya di Istana Negara Jakarta, Selasa, 22 Desember 2020.
Profil Mendag Muhammad Lutfi
Karir Lutfi di pemerintahan dimulai pada 2005. Ketika ia menjabat posisi setingkat menteri yakni sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode 2005-2009.
Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1969 ini juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia masa jabatan 2010-2013.
Pada 2014, Lutfi dipercaya menjabat sebagai Menteri Perdagangan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono selama beberapa bulan, untuk masa jabatan 14 Februari hingga 20 Oktober.
Kemudian, pada 14 Desember 2020 di masa pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin dirinya diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Namun, jabatan itu hanya sebentar diembannya, karena pada tanggal 23 Desember di tahun yang sama, Lutfi diangkat menjadi Menteri Perdagangan oleh Presiden Jokowi.
BACA JUGA:
Lutfi merupakan lulusan dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat tahun 1992. Ia juga dikenal sebagai pengusaha di Indonesia. Bahkan, perjalanannya sebagai pengusaha juga terbilang moncer.
Lutfi juga tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia untuk Jakarta yang Lebih Baik (Hipmi Jaya) periode 1998-2001. Kemudian, Lutfi juga tercatat pernah menduduki posisi Ketua DPP Hipmi 2001-2004.
Ia juga sempat mendirikan perusahaan bernama Mahaka Group bersama sahabatnya yang juga merupakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di pemerintahan Jokowi. Wishnu Wardhana dan Harry Zulnardy juga termasuk di dalamnya.
Di perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, keuangan, dan media tersebut, Muhammad Lutfi menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO.
Tiga Kontroversi Mendag Lutfi
Tim VOI merangkum tiga kontroversi Mendag Lutfi yang menjadi sorotan publik. Berikut ini pembahasan secara singkatnya:
1. Babi di China Bikin Kedelai Impor Mahal
Mendag Lutfi menjadi sorotan ketika pasokan kedelai di dalam negeri bermasalah. Indonesia mengalami masalah terkait kedelai sudah sejak bulan Februari 2022. Pasokan yang terbatas membuat harganya beranjak naik dari akhir 2021 hingga awal tahun 2022.
Salah satu alasan yang menjadi sorotan adalah Mendag Lutfi menyebut babi di China juga memberikan "peran" atas kurangnya pasokan kedelai di Indonesia. Kata dia, ada lima miliar babi di peternakan China yang diberi pakan kedelai.
Alasan Mendag Lutfi tersebut sempat membuat ramai dan menjadi pembahasan panas di media sosial, karena Kementerian Perdagangan dinilai hanya mencari-cari alasan terkait dengan kelangkaan kedelai.
2. Minyak Goreng Langka, Salahkan Panic Buying
Kisruh kelangkaan minyak goreng di dalam negeri menjadi perbincangan sejak akhir 2021. Mendag Lutfi pun kembali menjadi sorotan dan banjir kritik dari berbagai pihak karena kerap melontarkan pertanyaan kontroversial.
Lutfi sempat mengatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan peliknya persoalan rantai pasokan dan kebutuhan minyak goreng adalah karena masyarakat panic buying. Menurut dia, masyarakat khawatir sulit mendapatkan minyak goreng sehingga berbondong-bondong membelinya.
"Saya imbau masyarakat tidak perlu panic buying, beli seperlunya," katanya dalam keterangannya, Sabtu, 12 Maret.
3. Masih Soal Minyak Goreng, Tak Kuasa Lawan Mafia
Lagi-lagi Mendag Lutfi menjadi sorotan dalam penanganan permasalahan minyak goreng di Tanah Air. Dia mengaku bahwa Kemendag tak kuasa mengontrol keberadaan mafia minyak goreng dan dia juga menyampaikan permohonan maaf.
Lutfi mengatakan pihaknya tidak kuasa melawan penyimpangan-penyimpangan tersebut lantaran terbatasnya kewenangan kehendak dalam undang-undang. Karenanya dia menyerahkan persoalan ini kesatuan tugas pangan yang dibentuk Polri.
"Di kemudian hari saya memintakan kepada Satgas Pangan untuk melawan orang-orang mafia-mafia ini yang rakus dan jahat. Ini kita mesti bersama-sama untuk kerjakan," kata Lutfi.