JAKARTA - Kementerian Perdagangan resmi meluncurkan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab atau Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA).
Kedua negara sepakat untuk segera merampungkan perjanjian tersebut kurun waktu kurang dari setahun. Pemerintah Indonesia akan memaksimalkan momentum transformasi perdagangan untuk memaksimalkan potensi ekspor.
Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi mengatakan dirinya optimis bahwa penjajakan perdagangan oleh dua belah pihak tidak akan menemui banyak kendala. Tak hanya itu, Lutfi juga membandingkan penjajakan CEPA dengan UEA akan jauh lebih cepat mencapai kata sepakat, dibandingkan dengan Australia atau Korea Selatan yang mencapai 11 tahun lamanya.
"Ini (IUEA-CEPA) akan kita selesaikan sebelum genap satu tahun, dan saya sudah bilang ke negosiator," ujarnya dalam join press conference IUAE-CEPA, Kamis, 2 September.
Perundingan resmi diluncurkan 2 September, yang ditargetkan selesai 2022. Lutfi mencatat, perjanjian dagang ini akan ditujukan untuk mendukung perekonomian pasca COVID-19; meningkatkan daya saing industri nasional dan akses pasar barang, jasa dan tenaga kerja Indonesia ke UAE.
Termasuk, kata Lutfi, untuk mengoptimalkan posisi UAE sebagai hub dagang untuk kepentingan pembangunan Indonesia.
"UEA merupakan pusat dan pintu masuk ke kawasan sumber investasi, sekaligus mitra penting dalam kerja sama pembangunan Indonesia," tuturnya.
BACA JUGA:
Lutfi mengatakan dirinya juga telah mengidentifikasi sejumlah barang yang begitu kompetitif untuk ditingkatkan ekspornya kala perjanjian sudah mencapai kata sepakat. Di antaranya komoditas emas-perhiasan, logam dasar hingga otomotif mobil.
Lebih lanjut, Lutfi mengatakan untuk komoditas logam, pemerintah akan berupaya menjajaki kerja sama kolaborasi dengan industri logam eksisting di Uni Emirat Arab seperti aluminium dan alumina.
Sementara, Lutfi juga begitu ambisius untuk mempenetrasi pasar otomotif di UAE dan sekitarnya dengan industri dari dalam negeri.
"Sekarang sudah ada tanda-tanda otomotif kita bisa masuk UAE, harapannya di masa depan otomotif dan mobil kita bisa merajai pasar sana. Indonesia sekarang sedang berevolusi dari negara penjual barang mentah-setengah jadi menjadi negara penjual barang industri berteknologi tinggi," ucapnya.