Mendag Lutfi: Uni Emirat Arab Punya Peran Strategis bagi Indonesia
Menteri Perdagangan, M. Lutfi. (Foto: Dok. Kemendag)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan Uni Emirat Arab (UEA) peran strategis bagi Indonesia. Sebab, UEA merupakan salah satu pasar ekspor nontradisional yang menjadi hub perdagangan internasional ke tujuan pasar Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.

"Indonesia terus meningkatkan hubungan kerja sama perdagangan dan investasi dengan UEA. Bagi Indonesia, peran UEA sangat strategis untuk meningkatkan ekspor dan investasi nasional," katanya dalam keterangan resmi yang diterima VOI di Jakarta, dikutip Selasa, 17 Mei.

Hal ini disampaikan Mendag Muhammad Lutfi saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Yang Mulia Putra Mahkota Muhammed Bin Zayed Al Nahyan untuk menyampaikan duka cita atas wafatnya Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Yang Mulia Syeikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan.

Pertemuan dilakukan di Ruang Presidential Flight Bandar Udara Internasional Abu Dhabi, Minggu, 15 Mei 2022. Seperti diketahui, Presiden UEA dikabarkan meninggal pada 13 Mei 2022 dalam usia 73 tahun.

"Presiden menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Yang Mulia Syeikh Khalifa. Beliau adalah pemimpin besar tidak hanya di Timur Tengah tetapi juga dunia," kata Lutfi.

Lebih lanjut, Lutfi mengatakan, saat ini Indonesia dan UEA juga sedang dalam tahap fine tuning penyelesaian perundingan Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA), khususnya terkait dengan akses pasar perdagangan barang.

"Komunikasi dan pertemuan secara intens terus dilakukan oleh kedua pihak, dengan harapan IUAE-CEPA dapat segera ditandatangani oleh Menteri Perdagangan kedua negara dalam waktu dekat," tuturnya.

Dengan berlakunya IUAE-CEPA ini, kata Lutfi, diharapkan ekspor Indonesia ke UEA dapat meningkat sebesar 53,9 persen dalam 10 tahun ke depan jika dibandingkan pada tahun 2021, sejak dimulainya perundingan IUAE-CEPA.

Seperti diketahui, setelah diluncurkannya perundingan IUAE-CEPA pada September tahun lalu, pada 27 Februari 2022 di Yogyakarta, perundingan IUAE-CEPA secara substantif telah berhasil disepakati oleh kedua negara setelah melakukan empat kali putaran perundingan.

Terdapat 10 kelompok kerja untuk membahas berbagai isu substantif yaitu perdagangan barang, perdagangan jasa, ketentuan asal barang, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, investasi, kerja sama ekonomi, hak kekayaan intelektual, pengadaan barang dan jasa pemerintah, usaha kecil dan menengah, dan ekonomi Islam serta hukum dan isu kelembagaan.

Total perdagangan Indonesia-UEA telah mencatat 4,03 miliar dolar AS pada tahun 2021. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke UEA mencapai 1,89 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari UEA sebesar 2,14 miliar dolar AS.

Sementara, lanjut Lutfi, pada periode Januari-Maret 2022, total perdagangan kedua negara tercatat 1,25 miliar dolar AS atau naik sebesar 20,99 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021, yang mencapai 1,03 miliar dolar AS.

"Ekspor Indonesia ke UEA pada periode Januari-Maret 2022 telah mencapai 525 juta dolar AS atau naik sebesar 31,13 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang mencapai 400 juta dolar AS dan impor Indonesia dari UEA sebesar 729 juta dolar atau naik sebesar 14,6 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 yang mencapai 636 juta dolar AS," jelasnya.

Produk ekspor nonmigas Indonesia antara lain palm oil, articles of jewellery, tubes and pipes of iron, motor cars & other motor vehicles, dan woven fabrics of synthetic filament yarn. Sementara, produk impor nonmigas Indonesia dari UEA antara lain semi-finished products of iron or non-alloy steel, acyclic hydrocarbons, unwrought aluminium, colloidal precious metal dan polymers of propylene or of other olefins.