IHSG Akhir Pekan Diprediksi Menguat, Ini Faktor Pendukungnya
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada Jumat 3 Juni. Menurut CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya ada beberapa faktor pendukung penguatan IHSG hari ini.

Lonjakan Wall Street, sentimen dividen, dan pemulihan ekonomi merupakan sentimen positif penopang pergerakan IHSG hari ini. Yugen mengatakan, perjalanan IHSG masih dalam rentang konsolidasi di tengah masih maraknya dividen.

"Terlebih lagi, pergerakan ekonomi mulai terlihat melalui aktivitas yang meningkat. Selain itu, capital inflow masih terlihat cukup untuk dapat mendongkrak kembali kenaikan IHSG dalam jangka pendek," papar William dalam risetnya.

IHSG berpotensi menguat dalam rentang 7.002 - 7.157. Rekomendasi saham pilihannya adalah HMSP, UNVR, BBCA, BJTM, BINA, CTRA, PWON, ASRI, WIKA.

Kemarin, Kamis 2 Juni, IHSG ditutup turun 0,25 poin atau 0,00 persen menjadi 7.148,72. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 7.117,98-7.209,08.

Kepala Riset Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman dalam risetnya menjelaskan, setelah menguat selama 4 bulan beruntun, IHSG mencatatkan koreksi secara bulanan pada Mei 2022. Sentimen Sell in May and Go Away menjadi perhatian pasar seiring dengan koreksi yang terjadi pada pasar global.

Pada penutupan perdagangan Selasa 31 Mei, IHSG naik 111,4 poin atau 1,58 persen ke level 7.148,97. Namun, sepanjang Mei 2022, IHSG terkoreksi 1,11 persen dan bergerak di rentang terendah 6509,87 dan tertinggi di 7.148,97 selama Mei 2022.

Koreksi di pasar saham terjadi seiring dengan keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga pada awal Mei lalu. Hal ini membuat biaya kredit dan akses permodalan yang awalnya murah dan memicu reli di pasar saham mulai berkurang.

Meski demikian, prospek pergerakan IHSG di bulan Juni dinilai masih cukup positif. Tren harga komoditas yang tinggi menjadi penopang untuk pasar Indonesia menghadapi stagflasi, kondisi dimana laju inflasi yang tinggi dibarengi dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi.