JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) terus menggencarkan peran Mobil Logistik Pangan dalam rangka menekan angka food waste atau sampah makanan di Indonesia.
Mobil ini akan menyerap pangan yang berpotensi menjadi sampah makanan sekaligus menyalutkannya kepada yang membutuhkan.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, upaya ini dilakukan untuk menekan jumlah makanan yang tidak terkonsumsi dan berpotensi menjadi sampah.
Saat ini, kata Arief, Bapanas telah memiliki tiga unit Mobil Logistik Pangan dan satu unit Food Truck.
“Operasionalisasi sarana tersebut dilakukan dengan menggandeng lembaga penggiat food waste di Tanah Air, yaitu Foodbank of Indonesia (FOI) serta asosiasi dan yayasan,” katanya dalam keterangan, dikutip Rabu, 11 Januari.
Arief mengatakan, pada Selasa, 10 Januari kemarin, Mobil Logistik Pangan menyalurkan donasi kepada lima PAUD Swadaya area Jakarta, di kecamatan Pisangan, Palmeriam, Jatinegara, Duren Sawit, dan Ciracas. Donasi tersebut berupa susu, biskuit, sarden, kecap, dan mie telur.
Kata Arief, pada hari ini, 11 Januari Mobil Logistik Pangan dijadwalkan untuk menyalurkan donasi ke Pakuhaji Tangerang.
Kemudian pada Kamis, 12 Januari akan menyalurkan ke dua lokasi lainnya di Jakarta, dan pada Jumat, 13 Januari akan menyalurkan donasi pangan ke Sawangan Depok serta Ciawi Bogor.
“Kegiatan penyaluran pangan melalui armada Mobil Logistik Pangan tersebut akan dilakukan secara berkelanjutan dan terus-menerus. Dari sejumlah penyaluran tersebut, jumlah pangan yang diselamatkan dan disalurkan sejumlah sekitar 2.352 ton,” tutur Arief.
Arief mengatakan inisiasi Mobil Logistik Pangan dan Food Truck ini merupakan bentuk dari tindak lanjut komitmen kerja sama tentang “Gerakan Pencegahan Food Waste dalam rangka Kewaspadaan Pangan Dan Gizi” yang disepakati NFA bersama 9 asosiasi dan lembaga penggiat pencegahan food waste.
“Hadirnya sarana Mobil Logistik Pangan dan Food Truck ini merupakan langkah yang sangat baik dalam upaya mengurangi sampah makanan di Indonesia,” jelasnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina FOI M. Hendro Utomo menyampaikan, kehadiran pemerintah melalui NFA dalam kegiatan pengurangan food waste ini menumbuhkan harapan dan optimisme baru, khususnya dalam menyelamatkan anak-anak dari kondisi kerawanan pangan dan kekurangan gizi.
Menurut Hendro, masih banyak anak-anak khususnya Balita yang membutuhkan asupan makanan tambahan untuk meningkatkan nutrisinya agar memiliki tumbuh kembang yang baik.
Berdasarkan penelitian FOI di 14 kota/kabupaten, 27 persen anak Balita menderita kelaparan, baik itu kelaparan yang tersembunyi maupun kelaparan yang sesungguhnya. Dari 27 persen itu, 20 persennya lapar tersembunyi karena mereka hanya diberikan uang jajan seadanya.
“Dengan negara hadir dalam upaya mengurangi sampah makanan untuk menekan kerawanan pangan dan gizi, Indonesia di masa depan diharapkan akan betul-betul mendapatkan manfaat dari bonus demografi ini, karena anak-anak kita bisa tumbuh dengan baik,” ujarnya.
Berdasarkan data, secara global, sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahunnya. The Economist Intelligence Unit (EIU) mencatat, Indonesia merupakan penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia di bawah Arab Saudi.
Sedangkan, menurut kajian Bappenas, Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia pada tahun 2000-2019 berkisar 23-48 juta ton per tahun, setara dengan 115–184 kg per kapita per tahun, yang berarti setiap individu menyumbang lebih dari 1 kuintal sampah pangan per tahun.
Hal tersebut berdampak pada kerugian ekonomi kurang lebih sebesar Rp213 hingga Rp551 triliun per tahun.
Potensi FLW tersebut dapat disalurkan untuk memberi makan 61-125 juta orang atau 29-47 persen populasi Indonesia.