Bagikan:

PEKANBARU - Pemerintah sudah menggiatkan gerakan selamatkan pangan pada 16 provinsi, yakni Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

"Keenam belas provinsi itu bergiat mengampanyekan gerakan selamatkan pangan itu penting, dengan payung kebijakan melalui surat edaran gubernur, ditindaklanjuti antara lain dengan aksi gerakan selamatkan pangan melalui berbagai lomba dan pemasangan baliho pencegahan pemborosan pangan," kata Analis Ketahanan Pangan Madya pada Badan Pangan Nasional Febrina Cholida STP MSi , dikutip dari ANTARA, Selasa, 18 Juni.

Menurut Febrina, aksi gerakan selamatkan pangan juga dilakukan dengan cara menggiatkan sosialisasi, sinergi dengan instansi pemerintah kabupaten dan kota, swasta, Baznas, serta penyebarluasan media promosi dan sosialisasi kepada masyarakat.

Selain itu, katanya lagi, pihaknya juga menjaring relawan, mahasiswa, anggota masyarakat, keluarga hingga pemanfaatan mobil logistik pangan untuk mendukung upaya penyaluran donasi pangan berlebih dengan proyek percontohan Jabodetabek.

"Gerakan selamatkan pangan ini sudah dimulai pemerintah tahun 2022 sebagai piloting Jabodetabek, tahun 2023 melibatkan 12 provinsi pada dinas yang menangani urusan pangan, dan bahkan pada tahun 2024 dinas yang menangani urusan pangan ada di 15 provinsi," katanya lagi.

Berbagai sektor terkait tersebut, katanya pula, dilibatkan untuk menjaga ketahanan pangan dan gizi komitmen Indonesia dalam pencegahan dan pengurangan food loss and waste adalah gerakan stop boros pangan dan food waste lebih sebagai bentuk kepedulian Badan Pangan Nasional dalam menyelamatkan pangan Indonesia.

Untuk itu, Bapanas mendukung penguatan regulasi, mengubah perilaku, peningkatan support sistem, optimalisasi pendanaan, pengembangan kebijakan, pemanfaatan serta pendataan food loss and waste.

"Sangat penting bagi setiap negara untuk mencegah dan mengurangi food loss and waste, kita memerlukan kolaborasi global dalam menekan food loss and waste mengingat dampaknya terhadap ketahanan pangan dan gizi," katanya lagi.

Apalagi di Indonesia setiap tahun 23 juta-48 juta ton makanan terbuang menjadi sampah, kerugian ekonomi mencapai Rp213 triliun-Rp551 triliun (4-5 persen PDB) dan jika hemat pangan akan dapat memberi makan 61 juta-125 juta orang Indonesia.