JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui harga beras terpantau masih mahal.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan, peningkatan harga ini terjadi karena cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersedia belum mampu meredam harga di pasar.
Pasalnya, sambung Arief, jumlahnya masih terbatas dan penyaluran dari gudang Perum Bulog juga belum optimal.
Hal ini karena dari target impor sebanyak 200.000 ton, Bulog hanya mampu menarik masuk 62.000 ton beras.
“Karena kondisi Natal 2022 dan Tahun Baru, itu enggak semua orang juga bisa cepat, ada libur, kemudian ombak juga tinggi. Tetapi itu bukan alasan,” katanya kepada wartawan, Selasa, 10 Januari.
Arief berharap, minggu kedua bulan Januari ini 200.000 ton beras impor bisa masuk ke Indonesia.
Sementara yang 300.000 ton ditargetkan sebelum Maret 2023.
“Kita usahakan masuknya jangan kelewat bulan Maret. Karena kalau udah lewat itu kita udah panen, waktunya Bulog nyerap,” tuturnya.
Untuk di wilayah DKI Jakarta, kata Arief, pihaknya sudah menugaskan Perum Bulog untuk menyalurkan CBP sebanyak 2.000 ton.
Dari total ini, sambung Arief, Bulog sudah mendistribusikan beras impor sebanyak 1.000 ton ke Pasar Induk Beras Cipinang.
“Di jakarta disiapkan 2.000 ton, pagi ini tadi (sudah keluar) 1.000 ton ke pasar induk beras cipinang. Kemudian di jawa timur masif dilakukan di outlet-outlet. Jadi Bapanas ini sudah mengantisipasi,” ucapnya.
BACA JUGA:
Sekadar informasi, Perum Bulog sudah resmi menerima beras impor tahap pertama sebanyak 200.000 ton yang berasal dari tiga negara yakni Thailand, Vietnam, dan Myanmar.