BENGKULU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyebutkan nilai ekspor mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Terhitung dari Januari hingga Oktober 2022, nilai ekspor Bengkulu mencapai Rp4 triliun.
Sementara ekspor pada Oktober 2022 naik sebesar Rp547 miliar jika dibandingkan Oktober tahun lalu sekitar Rp337 miliar.
"Nilai ekspor di Provinsi Bengkulu 2022 terus naik dibanding tahun sebelumnya dan pada Oktober 2022 saja mencapai Rp547 miliar lebih," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal dikutip dari Antara, Senin, 12 Desember.
Ia menyebutkan, tingginya nilai ekspor Bengkulu dipengaruhi oleh tingginya permintaan batu bara dan komoditi cangkang sawit ke negara ASEAN.
Bahkan pada Oktober 2022 nilai ekspor manggis Bengkulu melalui bandara Soekarno Hatta ke Thailand mencapai Rp60 juta. "Kami mencatat ada ekspor manggis pada Oktober 2022 ke Thailand, walaupun kegiatan ekspornya melalui Bandara Soekarno Hatta," ujarnya.
Padahal, lanjutnya, selama ini Provinsi Bengkulu belum pernah melakukan ekspor buah manggis ke luar negeri, namun pada Oktober 2022 Bengkulu telah melakukan ekspor ke Thailand. Dengan demikian komoditas pertanian di Provinsi Bengkulu cukup diminati oleh pasar luar negeri.
Untuk nilai ekspor manggis dari Bengkulu ke Thailand mencapai Rp60 juta dengan total ekspor mencapai 1,5 ton dan manggis di Thailand seharga 100 baht atau Rp40.000 per kilogram.
Potensi ekspor manggis di Provinsi Bengkulu, kata dia, cukup besar sebab produksi manggis di daerah setiap tahunnya mencapai ribuan ton.
BACA JUGA:
Pada 2021 produksi manggis di Bengkulu mencapai 5.045 ton atau meningkat 89,89 persen dibandingkan 2020 yang hanya 2.657 ton.
Sementara itu menurut Pelabuhan Muat Pulau Baai Bengkulu, nilai ekspor selama 10 bulan terakhir mencapai Rp3,5 triliun dan sisa nilainya melalui pelabuhan Sungai Musi, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pelabuhan Sukarno Hatta.