Survei OJK 2022: Perempuan Lebih ‘Melek’ Keuangan Dibanding Pria, meski Kalah dalam Inklusi
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menyelenggarakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) untuk periode 2022.

Disebutkan bahwa data diperoleh mulai Juli hingga September 2022 di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten dengan jumlah responden sebanyak 14.634 orang yang berusia antara 15 sampai dengan 79 tahun.

Dalam risalah itu didapati bahwa indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi yakni sebesar 50,33 persen dibanding laki-laki yang sebesar 49,05 persen.

Lebih ‘meleknya’ perempuan terhadap sektor keuangan di tahun ini merupakan rekor pertama setelah sebelumnya tingkat literasi selalu di bawah pria.

Di sisi lain, indeks inklusi keuangan laki–laki lebih tinggi yakni sebesar 86,28 persen, dibanding indeks inklusi keuangan perempuan di angka 83,88 persen.

Direktur Hubungan Masyarakat (Humas) OJK Darmansyah mengatakan secara umum hasil SNLIK 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen.

“Angka itu naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03 persen,” tuturnya dalam keterangan pers dikutip Rabu, 23 November.

Menurut Darmansyah, indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di 2019 yaitu 76,19 persen.

“Hal tersebut menunjukkan gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 38,16 persen di tahun 2019 menjadi 35,42 persen di tahun 2022,” tuturnya.

Indeks literasi dan inklusi keuangan wilayah perkotaan masing-masing sebesar 50,52 persen dan 86,73 persen, lebih tinggi dibandingkan di wilayah perdesaan yakni sebesar 48,43 persen dan 82,69 persen.

Namun demikian, gap indeks literasi keuangan semakin mengecil dari 6,88 persen di 2019 menjadi 2,10 persen pada 2022, dan gap indeks inklusi keuangan juga semakin mengecil dari 15,11 persen di 2019 menjadi 4,04 persen di 2022.

“Hal ini sejalan dengan strategi pelaksanaan edukasi keuangan yaitu meningkatkan kuantitas pelaksanaan edukasi keuangan di wilayah perdesaan,” tegas dia.

Darmansyah menambahkan, SNLIK 2022 juga mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah.

Hasil yang diperoleh menunjukkan indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia meningkat dari 8,93 persen menjadi 9,14 persen.

Adapun tingkat inklusi keuangan syariah juga menunjukkan peningkatan menjadi 12,12 persen dari sebelumnya 9,10 persen pada periode survei 2019.

“Peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan merupakan hasil kerja sama yang terjalin baik antara berbagai pihak,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan, pula pandemi di awal 2020 menjadi salah satu pendorong untuk mengakselerasi transformasi digital dalam edukasi keuangan yang memungkinkan edukasi keuangan dilakukan secara lebih masif dan borderless.

Kata Darmansyah, bauran strategi edukasi keuangan secara tatap muka (luring) dan daring maupun penguatan aliansi strategis akan menjadi strategi kunci dalam mengakselerasi peningkatan literasi dan inklusi keuangan.

“Hasil SNLIK 2022 menjadi salah satu faktor utama bagi OJK dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun kebijakan, strategi, dan merancang produk/layanan keuangan yang sesuai kebutuhan konsumen serta dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup dia.