Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menyebut capaian investasi tahun ini cukup fantastis.

Namun, Tauhid menilai agak berat untuk mencapai target investasi pada akhir tahun. Pemerintah menetapkan target investasi 2022 sebesar Rp1.200 triliun.

"Trendnya memang agak berat untuk Rp1.200 triliun itu tercapai pada akhir tahun. Beratnya adalah shift pada serangan ketidakpastian di Kuartal IV. Maka tantangannya ada di investasi," kata Tauhid, Jumat, 28 Oktober.

Tauhid mengatakan dunia sedang melambat, pasar atau market juga ikut turun.

Karena itu, Tauhid mengatakan investor pun akan mencari safe haven, investasi yang lebih baik.

"Termasuk investor dari Amerika atau negara lain, kalau kondisi sedang tidak bagus, maka akan beralih ke sektor keuangan untuk sekarang ini," imbuh Tauhid.

Meski agak berat tercapai, namun kabar baiknya BKPM mencatat kontribusi realisasi investasi PMA melonjak 44,5 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2021 lalu, yaitu sebesar Rp 479,3 triliun (53,7 persen). Ini karena Indonesia memiliki fundamental perekonomian yang sehat dan menarik bagi investor.

Tak Jauh dari Target

Pandangan berbeda disampaikan Ekonom Bank Permata Josua Pardede.

Ia memprediksi realisasi target investasi pemerintah tidak akan melenceng jauh dari target.

"Jadi, sampai akhir tahun ini realisasi investasi diperkirakan akan mendekati target investasi pemerintah," kata Joshua.

Menurut dia, realisasi investasi pada 3Q22 tercatat tumbuh 42,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dengan Penanaman Modal Asing (PMA) tumbuh 63,6 persen yoy dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh 22,5 persen yoy.

Josua menjabarkan, dari sisi PMDN, sektor-sektor ekonomi yang mencatatkan nilai investasi yang tinggi antara lain transportasi, pergudangan, perumahan, kawasan industri serta industri makanan dan minuman.

Sementara dari sisi investor asing, lanjut Josua, sektor yang diminati antara lain industri logam dasar (hilirisasi nikel), sektor listrik-gas-air, serta sektor pertambangan.

"Dari target 2022, realisasi hingga kuartal III 2022 telah mencapai Rp892,4 triliun atau 74,4 persen dari target Rp1.200 triliun," ungkapnya.

Kementerian Investasi/BKPM merilis data, realisasi investasi periode Januari-September 2022 sebesar Rp892,4 triliun atau 74,4 persen dari target realisasi investasi tahun 2022, yaitu sebesar Rp1.200 triliun.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kinerja ekonomi Indonesia di tengah-tengah tantangan global.

"Ketahanan dan kinerja ekonomi Indonesia, ditambah dengan penentuan posisi geopolitik yang seimbang serta kebijakan luar negeri yang cekatan, telah menempatkan Indonesia pada posisi yang kuat untuk menghadapi tantangan politik dan ekonomi sebagai imbas dari pandemi, disrupsi rantai pasok dan konflik Rusia-Ukraina," tegas Ketum Golkar itu saat menjadi pembicara dalam Gala Dinner yang diselenggarakan oleh United States-Indonesia Society (USINDO).

Seiring dengan target investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp1.200 triliun pada 2022, Menko Airlangga juga menawarkan berbagai keunggulan Indonesia kepada investor global.

Pertama, Indonesia merupakan bagian dari kawasan yang stabil dan masuk dalam value chain regional dan global.

Kedua, pasar Indonesia dinilai besar, terutama mengingat populasi Indonesia dengan pendapatan per kapita yang terus meningkat.

Ketiga, potensi proyek investasi yang berkualitas dan konsisten dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.