Bagikan:

JAKARTA - Pengembang properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) sedang menjadi magnet bagi para taipan di Tanah Air. Bagaimana tidak, setelah kedatangan Ciputra Group jelang akhir 2021, kini Grup Salim "ikut" menjadi salah satu pemegang saham pemilik Metropolitan Mall tersebut.

Sebagai informasi, Ciputra Group melalui PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengakuisisi 15 persen saham MTLA pada November 2021. Manajemen Ciputra menjelaskan bahwa aksi korporasi itu dilakukan melalui anak usaha PT Ciputra Nusantara.

Ciputra Nusantara membeli 15 persen saham MTLA atau setara dengan 1,14 miliar saham di harga Rp320. Dengan demikian, perseroan harus merogoh kocek Rp367,44 miliar.

Manajemen Ciputra mengklaim harga saham MTLA saat akuisisi dilakukan sudah sangat undervalue. Apalagi, Metropolitan Land memiliki landbank yang prospektif, kinerja yang sangat baik, dan tim manajemen yang solid.

Dan akhirnya di pertengahan 2022 ini, Grup Salim melalui baru saja memborong saham MTLA. Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan Grup Salim yang dipimpin konglomerat Anthony Salim ini melalui PT Indolife Pensiontama memiliki 388.565.000 saham MTLA per 28 Juli 2022.

Dengan kepemilikan itu, Grup Salim masuk ke jajaran pemegang saham terbesar dengan porsi 5,08 persen. Adapun, kepemilikan Ciputra Group jauh lebih besar dengan 15 persen atau setara dengan 1,14 miliar lembar untuk periode yang sama.

Dari sisi kinerja keuangan, Metropolitan Land alias Metland meraih 39 persen dari target prapenjualan atau marketing sales sampai dengan semester I 2022. Direktur Metland Olivia Surodjo baru-baru ini menyebutkan pada 2022 Metland menargetkan marketing sales yang terdiri dari presales dan recurring revenue sebesar Rp1,8 triliun.

"Pada semester I 2022 ini sudah mencapai Rp704 miliar jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu masih di bawah sekitar 8 persen," ungkapnya.

Di sisi lain, Metland menyampaikan belum tertarik mengembangkan proyek properti di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Olivia memperkirakan IKN belum akan berkembang dalam waktu dekat. Pihaknya akan fokus pada pengembangan proyek di Kertajati, Jawa Barat.

"Kami tidak memperkirakan IKN akan berkembang dalam waktu dekat. Saat ini, investasi jangka panjang kami ada di Kertajati," kata Olivia beberapa waktu lalu.

Sebagaimana diketahui, MTLA saat ini telah mengoperasikan Hotel Horison Ultima Kertajati sejak Desember 2021. Manajemen Metland menyebut okupansi hotel ini belum terlalu tinggi.

Akan tetapi, pendapatannya masih sesuai dengan target yang diharapkan akibat acara MICE korporasi dan pemerintah. Sementara itu, Direktur MTLA Wahyu Sulistio memperkirakan penyelesaian Jalan Tol Cisumdawu dapat berpengaruh signifikan ke kinerja Hotel Horison Ultima Kertajati milik MTLA.

"Penyelesaian tol Cisumdawu akan berpengaruh signifikan ke kami. Kami berharap target penyelesaian [tol Cisumdawu] bisa lebih cepat," ungkap Wahyu.