KFC Indonesia Milik Ricardo Gelael dan Konglomerat Anthony Salim Ini Masih Rugi Rp201,38 Miliar di Kuartal III 2021
Ilustrasi Gerai KFC. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pengelola restoran cepat saji KFC di Tanah Air, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menargetkan dapat berbalik membukukan laba bersih pada tahun 2022 mendatang. Direktur Fast Food Indonesia Wachjudi Martono berharap stratergi perseroan yang sudah ditetapkan bakal membuat kinerja tahun 2022 kembali pulih seperti sebelum pandemi COVID-19.

"Dengan target-target yang ditetapkan dan strategi yang dicanangkan untuk 2022, dan jika tidak ada efek dari pandemi tahun-tahun sebelumnya, juga tidak ada tantangan yang tidak diperhitungkan dalam bisnis model, kami berkeyakinan tahun 2022 akan menjadi tahun recovery kami," ujar Wachjudi dalam paparan publik, Kamis 9 Desember.

Wachjudi menjelaskan, pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan hingga akhir tahun 2021 antara 5-7 persen dengan proyeksi penjualan sebesar Rp5,1 triliun. Kemudian, pertumbuhan penjualan perusahaan yang dimiliki keluarga Ricardo Gelael dan konglomerat Anthony Salim ini ditargetkan naik 24,1 persen menjadi Rp6,33 triliun pada 2022 mendatang.

Adapun, total penjualan hingga kuartal III 2021 ini turun menjadi Rp3,45 triliun daripada penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,58 triliun. Meski begitu, posisi rugi bersih di kuartal III 2021 berhasil diturunkan menjadi Rp201,38 miliar dibandingkan dengan sembilan bulan pertama tahun lalu rugi bersih sebesar Rp298,34 miliar.

Sejumlah strategi penjualan pun disiapkan KFC Indonesia tersebut. Menurut Wachjudi, strategi utama yakni meningkatkan dine in capacity untuk 2022 dan ditambah dengan digitalisasi bisnis.

"Kami sudah menyiapkan aplikasi yang dapat diunduh pelanggan melakukan pembelian produk-produk kami, juga ditambahkan dengan produk baru yang akan kami tawarkan kepada pelanggan kami, juga program-program value meal dan promosi sesuai waktu dan event di 2022," jelasnya

Dia melanjutkan, saat ini total transaksi penjualan mencapai 64 juta transaksi, alias turun 35 juta transaksi dibandingkan pencapaian sebelum pandemi COVID-19 pada 2019.

"Kami melihat pandemi atau COVID-19 tak akan hilang di tahun depan tapi dengan adanya protokol kesehatan, vaksinasi, dan relaksasi mobilitas masyarakat, karena kesehatan dan vaksinasi, maka kegiatan masyarakat untuk kembali ke new normal akan terjadi pada 2022," tuturnya.

Perseroan juga bakal meningkatkan strategi penjualan daring melalui dua hal, yakni penjualan melalui agregator dan penjualan langsung melalui aplikasi, hingga situs KFC. Emiten yang juga meluncurkan waralaba Taco Bell ini bakan meningkatkan kerja sama dengan agregator pesan antar makanan, seperti Gojek, Grab, SiCepat, Shopee untuk memaksimalkan integrasi dan bekerja sama dalam sistem milik perseroan.

"Kami juga membangun sistem aplikasi penjualan sendiri, internal, juga kami membangun sistem penjualan yang dapat dilakuan menggunakan WhatsApp Messenger. Kami membangun sistem penjualan berbasis web," katanya.