JAKARTA - Perusahaan pemegang hak waralaba restoran cepat saji KFC, yakni PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menargetkan penjualan sampai akhir 2022 tumbuh 26 persen dibandingkan dengan 2021. Itu artinya, perusahaan yang sahamnya dimiliki Ricardo Gelael dan konglomerat Anthony Salim ini bisa mencapai Rp6,2 triliun-Rp6,3 triliun.
Direktur FAST Wahjudi Martono menjelaskan, proyeksi penjualan ini didasarkan perhitungan kontribusi pertumbuhan penjualan dari gerai yang sudah ada maupun gerai baru. Sampai akhir 2022, FAST membidik tambahan 25 gerai baru KFC dan 2 gerai Taco Bell.
"Sebagian besar ditargetkan dari penjualan gerai yang sudah ada maupun dari gerai baru dengan total kenaikan 26 persen," kata Wahjudi dalam Public Expose Live 2022, Selasa 13 September.
Lebih lanjut Wahjudi mengatakan, perusahaan juga menargetkan kenaikan rata-rata nilai transaksi penjualan per kunjungan dari mulanya Rp68.000 menjadi Rp73.000.
"Dalam hal transaksi di angka rata-rata 22 persen, tetapi dalam hal jumlah penjualan sudah mencapai di atas 8 persen dari target," tuturnya.
Seiring dengan naiknya target penjualan, Wahjudi mengatakan FAST juga menargetkan dapat membukukan laba tahun berjalan di kisaran Rp90 miliar sampai Rp140 miliar sampai akhir tahun. Jumlah tersebut naik signifikan dari rugi tahun berjalan yang dibukukan sebesar Rp295,73 miliar pada 2021.
Adapun per 30 Juni 2022, FAST mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp32,66 miliar, berbalik dari posisi rugi sebesar Rp76,91 miliar pada semester I 2021. Laba yang diraup FAST tidak lepas dari kenaikan pendapatan pada semester I 2022 yang mencapai 18,01 persen yoy, dari Rp2,42 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp2,86 triliun pada semester I 2021.
Mayoritas pendapatan FAST ditopang oleh penjualan makanan dan minuman ke pihak ketiga yang mencapai Rp2,84 triliun, naik dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,40 triliun.
BACA JUGA:
Sementara itu, berdasarkan segmen geografis, restaurant service center (RSC) wilayah Jakarta menjadi penyumbang pendapatan terbesar dengan nilai Rp1,03 triliun dan disusul wilayah lainnya dengan total Rp846,99 miliar.
Seiring dengan naiknya pendapatan, beban pokok penjualan FAST juga meningkat 16,04 persen yoy menjadi Rp1,08 triliun, dibandingkan dengan Rp933,30 miliar pada semester I 2022. Meski demikian, KFC tetap membukukan laba kotor sebesar Rp1,78 triliun atau meningkat 19,38 persen dibandingkan dengan Rp1,49 triliun pada semester I/2021.
Sampai akhir Juni 2022, total nilai aset FAST berjumlah Rp3,55 triliun, sementara liabilitas turun 2,25 persen menjadi Rp2,57 triliun dari Rp2,63 triliun pada akhir Desember 2021. Per 30 Juni 2022, ekuitas FAST naik 6,46 persen menjadi Rp978,65 miliar.