JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengeklaim besaran inflasi Juni di level 4,35 persen tetap terjaga meski lebih tinggi dibandingkan dengan Mei yang sebesar 3,55 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan dibanding dengan banyak negara di dunia, inflasi Indonesia masih tergolong moderat.
Menurut dia, laju inflasi di AS dan Uni Eropa terus mencatatkan rekor baru dalam 40 tahun terakhir, masing-masing mencapai 8,6 persen dan 8,8 persen.
"Demikian juga di sejumlah negara berkembang, seperti Argentina dan Turki, dengan laju inflasi masing-masing mencapai 60,7 persen dan 73,5 persen," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Senin, 4 Juli.
Febrio menambahkan, instrumen APBN dinilai berhasil meredam tingginya tekanan inflasi global, sehingga daya beli masyarakat serta momentum pemulihan ekonomi nasional masih tetap dapat dijaga.
“Pemerintah akan terus memantau dan memitigasi berbagai faktor yang akan berpengaruh pada inflasi nasional, baik yang berasal dari eksternal maupun domestik,” tuturnya.
Lebih lanjut, inflasi Juni mengalami peningkatan yang terutama disebabkan oleh kenaikan harga pangan bergejolak (volatile food) yang signifikan mencapai 10,07 persen year on year (yoy) dari Mei yang sebesar 6,05 persen.
Adapun, komoditas pangan yang meningkat meliputi cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah akibat curah hujan tinggi di wilayah sentra sehingga menimbulkan gagal panen dan terganggunya distribusi.
BACA JUGA:
Di sisi lain, harga minyak goreng mulai turun seiring melandainya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Katanya, perlu terus diwaspadai perkembangan harga pangan akibat risiko cuaca dan tekanan harga global karena restriksi ekspor di beberapa negara produsen pangan.
"Pangan sangat penting bagi masyarakat sehingga pemerintah akan terus mengantisipasi dan memitigasi risiko dari kenaikan harga kelompok pangan bergejolak melalui berbagai kebijakan untuk menjamin kecukupan pasokan dan keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat," ungkap Febrio.
Sebagai informasi, pemerintah membidik inflasi di level 3 persen plus minus 1 persen untuk sepanjang tahun ini.
Bukuan Juni 2022 yang sebesar 4,35 persen membuat target tersebut melesat dari yang ditetapkan.