Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan melaporkan bahwa kinerja APBN pada semester I 2022 berhasil mencetak surplus sebesar Rp73,6 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan torehan itu dibukukan dari pendapatan negara yang lebih tinggi, yakni sebesar Rp1.317,2 triliun dibandingkan dengan sektor belanja negara yang sebesar Rp1.243,6 triliun.

“Pelaksanaan APBN tahun 2022 akan dioptimalkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, mempertahankan daya beli masyarakat, dan kesehatan APBN,” ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta saat menghadiri Rapat dengan Banggar DPR, Jumat, 1 Juli.

Dalam catatan VOI, surplus APBN sudah terjadi sejak awal tahun ini dengan Januari yang surplus Rp28,9 triliun, Februari sebesar Rp19,7 triliun, Maret surplus Rp10,3 triliun. Lalu, April surplus Rp103,1 triliun serta Mei dengan catatan surplus Rp132,2 triliun.

“Dengan hasil ini risiko perekonomian global yang berdampak pada perekonomian nasional akan terus dimitigasi,” sambung dia.

Secara terperinci, Menkeu menjelaskan bahwa hasil moncer APBN pada paruh pertama 2022 tidak lepas dari sektor penerimaan negara yang semuanya berada di jalur hijau. Seperti pada penerimaan pajak dengan realisasi sebesar Rp868,3 triliun, kepabeanan dan cukai Rp167,6 triliun, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang sebesar Rp281 triliun.

“Ini membuat proyeksi defisit kita menurun dari sebelumnya 4,85 persen di UU APBN 2022, menjadi 4,50 di revisi Perpres 98/2022, dan bahkan menjadi 3,9 persen dalam outlook terbaru,” tegas Menkeu Sri Mulyani.