JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah tidak menampik adanya peluang Indonesia untuk terkena resesi ekonomi akibat ketidakpastian yang berlanjut, utamanya yang disebabkan oleh faktor global.
Meski demikian, dia menyebut kondisi RI jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan negara lain dengan ancaman yang sama. Pasalnya, Indonesia disebut Airlangga memiliki fundamental ekonomi yang cukup terjaga.
Sebagai contoh dia menjelaskan jika inflasi relatif baik dengan level sekitar 4,2 persen dengan capaian pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencapai 5,01 persen.
“Situasi perekonomian di Indonesia relatif baik dengan potensi resesi lebih kecil jika dibandingkan negara lain yaitu sekitar 3 persen,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Senin, 18 Juli.
Airlangga menambahkan, rasio utang terhadap PDB (debt to GDP ratio) tergolong stabil dengan bertengger di level 42 persen.
“Bandingkan dengan beberapa negara lain yang rasio utangnya bisa 100 persen terhadap PDB” tutur dia.
BACA JUGA:
Kemudian untuk defisit anggaran (APBN) tercatat masih sekitar 4 persen dan current account 0,5 persen dan balance of trade RI mencetak 26 bulan positif.
“Kita juga punya cadangan devisa yang besar, yakni 135 miliar dolar AS,” tegasnya.
Walau begitu, pemerintah dikatakan bakal terus melakukan pemantauan secara komprehensif terhadap makro perekonomian Indonesia terutama dalam menghadapi krisis global.
"Kita sangat mengkhawatirkan dengan kondisi inflasi yang naik di berbagai negara. Tingkat suku bunga akan masuk rezim baru yaitu kenaikan tingkat suku bunga global dan tentu sangat mempengaruhi terhadap investasi yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia," tutup Menko Airlangga.