Bagikan:

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal semakin banyak kedatangan perusahaan tercatat (emiten) saham baru. Hingga Senin 6 Juni, BEI telah mengantongi setidaknya 43 nama perusahaan.

"Total dana yang direncanakan sebesar Rp14,1 triliun," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan.

Nyoman merinci, dari 43 perusahaan itu, sembilan di antaranya berasal dari sektor consumer non cyclicals dan delapan dari sektor consumer cyclicals. Sementara ada lima dari sektor infrastructures serta empat dari transportation dan logistic dan empat lainnya dari sektor properties dan real estate.

Selain itu, ada juga tiga perusahaan dari sektor basic materials, tiga dari sektor industrials dan tiga dari sektor energy. Sisanya, dua dari perusahaan technology, dan dua dari sektor healthcare.

Di sisi lain, Nyoman juga mengungkapkan, sampai dengan 3 Juni 2022, pada pipeline right issue BEI saat ini terdapat 33 perusahaan dengan perkiraan dana yang akan dihimpun sebesar Rp25,2 triliun.

"Sedangkan pada pipeline pencatatan efek bersifat utang dan sukuk terdapat 36 emisi yang rencananya akan diterbitkan oleh 30 perusahaan dengan perkiraan total dana yang akan dihimpun sebesar Rp44,9 triliun," ungkap Nyoman.

Dengan begitu, total rencana penggalangan dana dari pelepasan saham perdana (IPO), rights issue, hingga efek bersifat utang dan sukuk pada sisa tahun ini bisa mencapai Rp84,2 triliun.

Nyoman menilai, berdasarkan data pipeline Efek yang akan dicatatkan di BEI, mengindikasikan minat perusahaan yang berencana melakukan pendanaan melalui pasar modal, baik berupa saham, efek bersifat utang dan sukuk kondusif," kata Nyoman menambahkan.

Bahkan, sampai dengan 3 Juni 2022, jumlah perusahaan maupun nilai fundraising yang berada pada pipeline pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk mengalami peningkatan secara rata-rata sekitar 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Berdasarkan catatan kami pada 3 Juni 2022, jumlah perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir," imbuh Nyoman.