Bagikan:

JAKARTA - Jumlah perusahaan tercatat (emiten) saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bertambah. Sepanjang tahun ini hingga 25 April 2022, jumlahnya mencapai 19 emiten.

Dari jumlah itu, total dana yang dihimpun para emiten mencapai Rp18,3 triliun. Catatan ini membuat Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna optimistis semakin banyak lagi perusahaan yang menggalang pendanaan di pasar modal.

"Dengan mempertimbangkan pemulihan ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan beberapa indikator pasar modal yang juga menunjukkan pertumbuhan positif," kata Nyoman kepada wartawan, Senin 9 Mei.

Untuk memastikan harapan itu terwujud, Nyoman menyebut, BEI berupaya memberikan kemudahan bagi semua tingkatan perusahaan untuk dapat melakukan penggalangan dana di pasar modal. Berdasarkan data pipeline saham saat ini, terlihat minat perusahaan untuk dapat melakukan penggalangan dana di pasar modal Indonesia relatif kondusif.

"Beberapa kemudahan dan relaksasi telah diberikan bagi semua tingkatan perusahaan yang diwujudkan dengan berbagai penyesuaian peraturan dan penyusunan kajian terkait mekanisme pencatatan saham," kata Nyoman menambahkan.

Dengan begitu, BEI yakin bahwa semua hal positif tersebut turut memberikan optimisme tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

Selain 19 emiten saham baru yang telah tercatat, Nyoman mengungkapkan masih terdapat 36 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari jumlah itu, enam di antaranya perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp50 miliar), 14 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar), dan 16 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp250 miliar).

Adapun secara sektoral, ada dua perusahaan dari sektor basic materials, dua perusahaan sektor industrials, tiga perusahaan sektor transportation and logistic, tujuh perusahaan sektor consumer non-cyclicals, tujuh perusahaan sektor consumer cyclicals.

Selain itu, ada juga dua perusahaan dari sektor technology, dua perusahaan dari sektor healthcare, tiga perusahaan dari sektor energy, tiga perusahaan dari sektor properties & real estate, serta lima perusahaan dari sektor infrastructures.